Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Semua Orang Perlu Program Pensiun, Kamukah itu?

8 Oktober 2018   23:45 Diperbarui: 9 Oktober 2018   05:47 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu, tidak semua orang perlu program pensiun. Kok bisa?

Jawabnya sederhana. Bila orangnya memang tidak ingin hidup sejahtera di masa pensiun maka tidak perlu program pensiun.

Orang yang di masa bekerja gemar gaya hidup dan berjiwa konsumtif pun tidak perlu program pensiun. Karena dananya dihabiskan saat bekerja, tidak berpikir untuk masa pensiun. Begitu pula kaum milenial pun tidak perlu program pensiun. Karean si milenial hidupnya hanya berpikir "hari ini" belum sampai "ke masa depan". Bila karakter kuatnya seperti itu, maka tidak semua orang perlu program pensiun.

Maka wajar hari ini, bila 90% pekerja di Indonesia tidak siap untuk pensiun. Bahkan 93% dari mereka tidak pernah terbayangkan akan seperti apa di saat pensiun nanti. Alalan itulah yang menjadi alasan bahwa 73% pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan saat masa pensiun.

Cukup aneh sih. Bila saat bekerja dibela-belain punya gaya hidup yang keren, bahkan perilaku konsumtif-nya tergolong menterang. Namun ketika masa pensiun tiba jadi tidak berdaya, tidak bisa mempertahankan gaya hidupnya seperti waktu bekerja. Jika begitu, maka tidak semua orang perlu program pensiun.

Lalu, siapa orang yang perlu program pensiun?

Mereka adalah orang-orang yang sadar bahwa bekerja tidak berlangsung seumur hidup. Maka saat bekerja, mereka "berusaha sekuat tenaga" untuk menyisihkan sebagian gajinya untuk program pensiun. 

Tentu, program pensiun hanya diperlukan oleh orang-orang yang orientasi hidupnya bukan hanya hari ini tapi masa depan, masa tidak bekerja lagi. Karena memang program pensiun diperlukan buat mereka yang ingin mempertahankan gaya hidup seperti waktu bekerja, di samping tetap bisa hidup sejahtera di masa pensiun. Sungguh, program pensiun sangat sulit bisa dimiliki oleh mereka yang belum sadar akan pentingnya merencanakan masa pensiun sejahtera. Kerja YES, Pensiun OKE, itu prinsip yang dimiliki segelintir orang di Indonesia.

Singkat kata. Program pensiun hanya dimiliki oleh mereka yang ingin hidup sejahtera di masa pensiun. Maka ketika bekerja, mereka sudi menyisihkan sebagaian dana untuk program pensiun. Maklum, ketika pensiun kan biasanya orang tidak bekerja lagi. Terus dari mana dana untuk membiayai hidupnya? Kan gak mungkin bergantung kepada orang lain atau anak sekalipun. Jadi untuk punya program pensiun itu bukan "gampang-gampang susah" tapi "susah-susah gampang". Susah di depannya karena belum sadar, tapi gampang sudah menjalaninya karena masa pensiunnya terjamin.Lalu, kemana agar bisa punya program pensiun?

Saat ini, siapapun yang ingin punya program pensiun dapat membeli melalui DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang ada di pasaran. Karena DPLK merupakan penyelenggara program pensiun yang bisa dipilih masyarakat umum, baik pekerja maupun pemberi kerja. Asal komitmennya adalah untuk menyiapkan masa pensiun yang sejahtera, Itu berarti, dana pensiunnya hanya bisa digunakan saat usia pensiun tiba.

Sejalan dengan itu pula, sebentar lagi akan diselenggarakan #1 Indonesia Retirement Outlook (IRO) Seminar 2018 yang bertajuk "Revitalisasi Program Pensiun sebagai Indikator Kemajuan Negara dan Alternatif Pendanaan Jangka Panjang (Tinjauan Politik dan Ekonomi)". Ajang seminar internasional "program pensiun" yang terbesar dan paling komprehensif di Indonesia ini akan digelar pada Rabu Kamis, 24-25 Oktober 2018 Pukul 09.00 - 17.00 WIB di Hotel Bidakara.

Tujuan IRO 2018 adalah menghasilkan lansekap dan strategi program pensiun di Indonesia, di samping memberikan rekomendasi skema akan pentingnya merencanakan masa pensiun bagi setiap orang, setiap pekerja di Indonesia. Karena saat ini, program pensiun di Indonesia hanya dimiliki 5% dari pekerja di Indonesia. Bahkan secara kontribusi ekonomi nasional, dana pensiun hanya berkontribusi 1,83% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Masih sangat kecil dibandingkan industri jasa keuangan lainnya.

Didukung oleh ADPI (Asosiasi Dana Pensiun Indonesia) dan PDPLK (Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang difasilitasi oleh DSS Consulting, IRO 2018 akan dihadiri 400 peserta yang terdiri dari praktisi, pemerhati, dan professional di bidang dana pensiun, termasuk asuransi jiwa, aset manajemen, bank, dan sekuritas.

Jadi, siapa orang yang perlu program pensiun?

Tentu, mereka yang sadar akan pentingnya tetap hidup sejahtera di masa pensiun. Karena masa pensiun dan hari tua harus dipahami bukan soal waktu atau tempat tapi soal keadaan. Mau seperti apa dan kayak apa di masa pensiun? Di situlah kita perlu program pensiun.

Bia Anda seorang "good worker", maka penting untuk merencanakan masa pensiun yang sejahtera. Sisihkan sebagian uang gaji Anda untuk program pensiun. Jangan kebanyakan ngopi bila belum punya program pensiun. Dan untuk tahu informasi lebih jelas, silakan ikuti dan hadiri #1 Indonesia Retirement Outlook (IRO) IRO 2018. Informasinya bisa disimak di: http://iroseminar.id/

Kalo masa bekerja bisa oke, kenapa saat pensiun tidak? Jawabnya ada di program pensiun ... ciamikk #YukSiapkanPensiun #IRO2018 #SadarPensiun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun