Setiap orang tua, pasti bahagia lagi bersyukur. Ketika anak sang pembawa harapan lahir ke dunia. Karena anak selalu jadi motivasi dan inspirasi. Agar orang tuanya punya semangat juang pantang menyerah dalam mendidik dan membesarkannya.Â
Itulah yang saya rasakan 21 tahun lalu, saat kelahiran anak ke-1, bernama Fahmi Rifli Pradana pada 5 Juli 1997. Bolehlah saya menyebutnya kini "sang mahkota", karena ia sudah beranjak dewasa. Sebentar lagi pun, ia selesai kuliah dan melanjutkan pengembaraan menuju "kemandirian", dalam hal apapun.
Maka hari ini, di hari ulang tahun ke-21 anakku, Fahmi Rifli Pradana.
Sungguh tak ada yang bisa saya lakukan selain mengucap syukur dan berucap "Selamat Ulang Tahun Nak". Semoga kamu diberi sehat wal afiat dan berhasil meraih cita-cita yang diimpikan, tentu berkat petunjuk dan ridho Allah SWT.
Sungguh Nak, di hari ulang tahunmu ke-21 ini
Rasanya, Abi hampir tidak percaya. Kamu tumbuh begitu sangat dewasa. Sepertinya baru kemarin Abi dan Ibu menimang kamu dalam gendongan dengan sedikit senandung di kamar atau di ruang tamu rumah. Tapi sebentar lagi, semua kisah yang kita jalani bersama hanya tinggal cerita. Cukup untuk dikenang, dan menjadi sejarah. Agar jadi renungan dan motivasi kamu ke depan. Apalagi bila Abi atau Ibu sudah tidak ada di samping kamu, nanti di suatu saat, ya nanti ketika ajal tiba...Â
Maka di hari ulang tahunmu ini Nak.
Abi memohon maaf. Tidak ada kado istimewa yang Abi berikan. Selain mendoakan dalam sholat Abi. Dan menuliskan sedikit nasehat ini untukmu. Sebagai tanda pelukan cinta dan bangga abi kepadamu.
Kamu tahu Nak?Â
Hari ini Abi menunda tidur di larut malam. Menunggu hari lahirmu tiba. Lalu, Abi menuliskan ini semua. Sambil mengantar kesyahduan malam dan waktu tahajud yang penuh berkah untuk mengingatkanmu, menasehatimu. Bahwa tujuan hidup sejatimu adalah kamu mampu menggapai tempat terhormat saat hidup di akhirat kelak. Karena dunia akan berakhir dan yang abadi adalah akhirat.Â
Selamat ulang tahun Nak. Semoga kamu selalu sehat, makin rajin ibadah, dan mampu meraih cita-cita yang diimpikan. Apapun itu, Abi selalu mendoakan yang terbaik.
Sungguh, Abi dan Ibu tak bisa memberimu "kado" kecuali nasehat yang sesekali nanti, di usia dewasa bahkan tuamu, dapat kamu baca berulang-ulang. Bukan hanya untuk kenangan. Tapi bisa jadi "bacaan indah' tentang diri kamu sendiri.
Nak, di hari ulang tahunmu ini. Abi ingin "memanggil sedikit" masa lalu kita.
Dulu sewaktu kamu masih bayi. Selama 40 hari sejak kamu lahir, Abi selalu melantunkan ayat suci Al Quran di telingamu. Bahkan kadang di saat Ibu sedang menyusuimu. Sesekali Abi menimangmu sambil bersenandung lagu "khas kita", yang isinya doa.Â
Dari kecil hingga besar kini, Abi dan Ibu berusaha untuk bisa mendidik kamu dengan baik. Walau ada kekurangannya. Tapi asal kamu tahu Nak, tiap tetes pipis bayi Fahmi dan raut wajah ceria kamu hingga kini, selalu dan selalu menjadi penghapus lelah raga dan kepenatan jiwa Abi. Abi bersyukur dikaruniai anak seperti Fahmi, juga adik-adikmu Farid dan Farah.
Sekalipun Abi punya kekurangan di mata dan pikiran kamu.
Hingga kini, Abi terus berdoa dan berjuang agar kamu bisa menjadi "pengganti" Abi kelak. Menjadi laki-laki yang berdaya juang tinggi, tangguh, bertanggung jawab seperti Abi siang-malam bekerja sudah lebih dari 24 tahun ini, sejak sebelum kamu lahir.Â
Abi sebagai ayah, hanya ingin memberi contoh kepada kamu. Untuk menjadi seorang lelaki sejati, tegas, harus punya ego, dan kuat untuk diri sendiri serta untuk melindungi orang-orang yang harus dilindungi. Ambillah yang baik dari perjalanan hidup kamu, buang yang buruk.
Selamat ulang tahun Nak.
Kamu itu anak sulung, anak ke-1 dari 3 bersaudara. Kamu ada di depan. Apa artinya itu Nak? Sebagai anak sulung, Fahmi harus kuat dan tangguh. Baik dalam fisik, mental maupun kepribadian. Karena kamu "pengganti" Abi. Kamu harus mampu menjadi pelindung adik-adikmu, Ibu, dan martabat rumahmu nanti. Kamu juga harus mampu menjadi penasehat yang baik dan bijaksana.Â
Karena nanti, kamulah yang menjadi tempat "bertanya" adik-adikmu. Kamu harus jadi contoh baik buat mereka. Maka bersiaplah dengan solusi dan harapan, selalu berpikir positif. Bukan sebaliknya.Â
Dan hebatnya, kamu adalah menjadi "saksi perjuangan" keluarga kita. Maka kamu harus mampu menghargai tiap proses dan perjuangan yang telah kamu saksikan sendiri di rumah. Jadilah anak sulung yang melindungi adik-adikmu dan keluargamu. Biarkan orang di luar sana yang menjadi "musuh" bila itu harus terjadi, bukan di dalam rumah kita.
Sekali lagi Nak, selamat ulang tahun ya.
Sebenarnya, Abi ingin sekali menggendongmu. Tapi itu sudah tidak mungkin karena kamu sudah dewasa. Tapi biarlah "gendongan nasehat" ini yang bisa Abi berikan untukmu.
Terus terang, Abi bangga kepadamu Nak.
Karena di dalam dirimu ada bakat pemimpin, bahkan kamu sosok yang inspiratif, punya naluri imaginatif yang tajam dan selalu berhati-hati. Kamu itu pantas jadi pelindung dan cukup simpatik.Â
Abi tahu kamu sangat bertanggung jawab, murah hati, mudah bergaul. Selalu gembira seperti tidak pernah susah, bicaranya berisi, bahkan penuh keberuntungan. Maka harusnya, kamu berbakat menjadi intelektual karena teliti, sabar, dan berhati longgar. Sehingga membuat orang lain terpesona dan tentram hati. Dan berhati-hatilah terhadap fitnah, jangan sering begadang, serta hindari kesombongan.
Di hari ulang tahunmu kali ini, buat Abi sangat spesial.
Karena di usia ke-21 ini kamu sudah sangat dewasa. Sudah pantas mengambil keputusan sendiri. Apalagi sebentar lagi kamu wisuda, dan insya Allah bekerja. Kamu itu segera menuju proses pencarian "jati diri" kamu sendiri. Di kehidupan nyata, berkiprah dan bertahan hidup dengan cara kamu sendiri.
Karena itu, izinkan Abi berpesan kepadamu, Nak:
- Kelak setelah wisuda, bekerjalah untuk ibadah, untuk meraih hari akhirat-mu. Tetaplah dirikan sholat lima waktu dan jangan jauh dari Allah SWT. Karena saat bekerja, kamu akan berhadapan dengan "dunia nyata" yang penuh karakter manusia. Â
- Abi tidak pernah membatasi kamu dalam bergaul, termasuk dalam memilih calon istri nanti. Tapi satu hal yang penting, kelak pilihlah istri yang baik dan menghormati kamu. Karena menikah itu untuk seumur hidup. Abi sangat sedih bila kamu tersakiti. Sebagai laki-laki, Abi tidak akan membiarkan perempuan manapun menyakiti kamu. Laki-laki harus menghormati perempuan. Tapi perempuan yang menjadi istri lebih wajib menghormati laki-laki yang menjadi suaminya. Menikah tidak cukup cinta. Karena cinta tanpa rasa hormat seperti mobil tanpa setir. Renungkanlah Nak akan hal ini.
- Terakhir Nak, dunia nyata saat kamu bekerja dan berumah tangga kelak sungguh penuh ujian dan cobaan. Maka jika itu terjadi, maka bersikaplah untuk "lebih menengok ke diri sendiri bukan melihat ke orang lain". Jangan mencari atau menyalahkan orang lain. Tapi tengoklah ke diri kita sendiri dan perbaiki. Agar Allah tetap ridho kepada kita. Karena salah seperti apapun, pasti bisa dimaafkan.
Kenapa Abi berpesan seperti itu Nak?
Karena Abi ingin kamu bisa menjadi manusia yang realistis, mampu menyikapi setiap masalah. Selalu sabar dan kuat dalam menjalani hidup yang sementara ini. Hadapilah segala sesuatu dengan sabar dan sholat. Seperti kata QS Al-Baqarah:153 "wasta'inu bisshobri wassholat - minta tolonglah dengan sabar dan sholat". Jadilah pribadi yang selalu bersyukur maka rezekimu akan ditambah. Kita ini apalah Nak, hanya manusia biasa. Tugasnya hanya ikhtiar dan berdoa, selebihnya biarkan Allah SWT yang bekerja untuk kita. Asal kita selalu ada di "dekat-Nya".
Nak ketahuilah, di era milenial ini, di era kamu besok. Harus hati-hati dan harus selalu berserah kepada Allah SWT. Karena tidak ada yang terjadi pada diri kita, bila Allah tidak berkehendak. Susah senang, suka duka, kaya miskin; itu semua karena kehendak Allah SWT.Â
Terakhir Nak, nasehat di hari ulang tahunmu ke-21 ini.
Insya Allah, Abi dan Ibu akan terus mendampingimu, mendoakanmu agar menjadi anak soleh. Berguna di dunia maupun akhirat. Dan kuburlah kisah masa lalu kita yang gak berkenan, dan tanamilah hidupmu dengan kebaikan dan kebenaran. Jadilah manusia yang punya "sikap" karena sikap kitalah yang bisa "membaikkan" atau "menghancurkan".Â
Ingat Nak, hanya 10% hidup kita tergantung pada apa yang terjadi. Tapi 90% sangat tergantung pada cara kita menyikapinya. Kitalah yang menentukan SIKAP kita sendiri dengan berpegang pada ajaran Allah SWT. Jangan sampai sikap kita ditentukan oleh orang lain.Â
Sekali lagi, selamat ulang tahun Fahmi Rifli Pradana.
Kamu ingat Nak? Nama itu, Abi sematkan karena kamu adalah "buah pengertian pertama Abi dan Ibu". Â Ketika kita mau dimengerti orang lain, maka kita pun harus mengerti orang lain.Â
Dan satu lagi Nak, nanti saat kamu sebelum menikah. Abi ingin kamu, adik-adikmu Farid dan Farah serta Ibu, kita bersama "berenang di Pantai Anyer" sebagai napak tilas dan kenangan cara Abi mendidik dan membesarkan kamu dulu ... entah itu, kapan? Tapi, sebelum kamu menikah. Karena setelah kamu menikah, momentum itu sulit bisa terulang ...
Sudah ya Nak. Gak terasa, air mata Abi mulai mengucur sebagai tanda cinta Abi yang mungkin berlebihan untukmu. Mohon maaf lahir batin dari Abi dan Ibu. Selamat Ulang Tahun ke-21, Fahmi Rifli Pradana, sang mahkota Abi. Semoga sehat dan selalu diberkahi Allah SWT.
Hiduplah dengan penuh sabar dan sholat. Tetaplah istiqomah dalam kebaikan, seperti yang selama ini Abi lihat pada dirimu. Setiap cerita itu selalu punya akhir, Nak. Dan akhir hidup di dunia akan menjadi awal kehidupan di akhirat nanti.
Peluk cium Abi dan Ibu untukmu, sang mahkota .... #SelamatUlangTahunFahmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H