Sungguh, Abi dan Ibu tak bisa memberimu "kado" kecuali nasehat yang sesekali nanti, di usia dewasa bahkan tuamu, dapat kamu baca berulang-ulang. Bukan hanya untuk kenangan. Tapi bisa jadi "bacaan indah' tentang diri kamu sendiri.
Nak, di hari ulang tahunmu ini. Abi ingin "memanggil sedikit" masa lalu kita.
Dulu sewaktu kamu masih bayi. Selama 40 hari sejak kamu lahir, Abi selalu melantunkan ayat suci Al Quran di telingamu. Bahkan kadang di saat Ibu sedang menyusuimu. Sesekali Abi menimangmu sambil bersenandung lagu "khas kita", yang isinya doa.Â
Dari kecil hingga besar kini, Abi dan Ibu berusaha untuk bisa mendidik kamu dengan baik. Walau ada kekurangannya. Tapi asal kamu tahu Nak, tiap tetes pipis bayi Fahmi dan raut wajah ceria kamu hingga kini, selalu dan selalu menjadi penghapus lelah raga dan kepenatan jiwa Abi. Abi bersyukur dikaruniai anak seperti Fahmi, juga adik-adikmu Farid dan Farah.
Sekalipun Abi punya kekurangan di mata dan pikiran kamu.
Hingga kini, Abi terus berdoa dan berjuang agar kamu bisa menjadi "pengganti" Abi kelak. Menjadi laki-laki yang berdaya juang tinggi, tangguh, bertanggung jawab seperti Abi siang-malam bekerja sudah lebih dari 24 tahun ini, sejak sebelum kamu lahir.Â
Abi sebagai ayah, hanya ingin memberi contoh kepada kamu. Untuk menjadi seorang lelaki sejati, tegas, harus punya ego, dan kuat untuk diri sendiri serta untuk melindungi orang-orang yang harus dilindungi. Ambillah yang baik dari perjalanan hidup kamu, buang yang buruk.
Selamat ulang tahun Nak.
Kamu itu anak sulung, anak ke-1 dari 3 bersaudara. Kamu ada di depan. Apa artinya itu Nak? Sebagai anak sulung, Fahmi harus kuat dan tangguh. Baik dalam fisik, mental maupun kepribadian. Karena kamu "pengganti" Abi. Kamu harus mampu menjadi pelindung adik-adikmu, Ibu, dan martabat rumahmu nanti. Kamu juga harus mampu menjadi penasehat yang baik dan bijaksana.Â
Karena nanti, kamulah yang menjadi tempat "bertanya" adik-adikmu. Kamu harus jadi contoh baik buat mereka. Maka bersiaplah dengan solusi dan harapan, selalu berpikir positif. Bukan sebaliknya.Â
Dan hebatnya, kamu adalah menjadi "saksi perjuangan" keluarga kita. Maka kamu harus mampu menghargai tiap proses dan perjuangan yang telah kamu saksikan sendiri di rumah. Jadilah anak sulung yang melindungi adik-adikmu dan keluargamu. Biarkan orang di luar sana yang menjadi "musuh" bila itu harus terjadi, bukan di dalam rumah kita.