Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Galak, Beda Langsung Teriak

15 Februari 2018   21:02 Diperbarui: 15 Februari 2018   21:11 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Galak, Beda Langsung Teriak

ORANG GALAK

"Sayang, kenapa sih kamu selalu galak sama aku. Aku kan tidak pernah cari masalah sama kamu. Jangan galak-galak ya sayang ..." Begitulah dialog sepasang ABG yang lagi pacaran. Suka berantem abis itu baik lagi. Pasang surut alias labil. Kadang galak, kadang gak. Tergantung musim. Namanya juga ABG.

Mungkin hanya ABG. Zaman now, kalo dipikir makin banyak orang galak. Apalagi di medsos. Status galak kuga makin marak. Mungkin bukan karena imlek. Tapi karena politik. Awas ada orang galak !

Galak, itu kata sifat. Kalo kata kamus, galak berarti "buas dan suka melawan, menyerang, menggigit, menanduk, ganas; garang; atau suka marah, mencaci maki, dan sebagainya. Cirinya gampang. Salah satunya, doyan pasang "status galak". Ngasih makan kagak, ngelahirin kagak. Tapi bawaannya, ngelarang dan gak boleh semua-semua. Semua orang disuruh ngikutin pikirannya dia. Kalo gak ngikut, kepalanya ber-asap tanduknya keluar. Serem banget ya orang galak ...

AWAS ADA ORANG GALAK !

Orang galak sekarang itu gak boleh berbeda pendapat, gak boleh berbeda pilihan. Harus sama. Orang galak, mungkin sifat dan perilakunya itu cenderung temperamen, labil. Dan doyan maksain kehendak. Apalagi kehendaknya berseberangan dengan yang lain. Gampang nyolot, doyan ngurusin orang lain. Sibuk tapi buat urusan yang gak karuan.Orang galak. Dikit-dikit marah, diganggu dikit berteriak. Anehnya, orang galak itu mudah "menuduh" orang-orang yang dianggap gak sepaham dengan mereka. Menebar kebencian, mengumbar hujatan ke sana ke sini. Gak suka sama pilihan orang lain langsung nyolot. Abis itu khutbah deh...

Suka kasihan aja. Sama orang-orang galak.

Mereka lupa. Mereka udah dirasuki pikiran untuk "menuduh" apa saja buat orang yang berbeda pendapat dengan mereka. Mereka lupa, menurut hukum manusia itu, orang yang dituduh itu adalah "benar" alias tidak bersalah. Tapi sayang, kata orang galak "orang yang tertuduh itu dianggap bersalah hingga terbukti kebenarannya". Buat orang galak "kebenaran" itu ada di tangan mereka, bukan di tangan Tuhan bukan di tangan orang lain.

Walau buktinya kurang kuat, orang galak doyan menuduh. Orang yang gak disuka harus salah, apapun caranya.

Orang galak suka lupa. 

Kalo gak bisa sama, bukan berarti gak boleh beda dong. Justru yang penting, gak usah galak-galak. Gampang kan...

Kenapa sih galak? 

Bisa jadi. Karena orang galak hanya mau dimengerti menurut versinya sendiri. Hanya peduli urusan sendiri. Tanpa peduli urusan orang lain. Dan anehnya, gak sedikit oramg zaman now kalo melihat atau mendengar sesuatu hanya untuk membela pendapatnya sendiri. Bukan untuk meraih "pencerahan" yang baru, yang mungkin lebih baik dari pendapat sebelumnya. 

Orang galak, kalo makin banyak makin menyentak. Karena mungkin mereka masih "tertidur" dan belum sepenuhnya "tersadar".

Gak usah baik tapi galak. Gak usah merasa dekat tapi jauh. Gak usah sok hangat padahal dingin. 

Orang makin galak. Karena sebentar lagi pilkada serentak. Tapi orang galak bikin hidup sebagian orang jadi enak.

Silakan galak asal tetap ingat untuk lunak. Karena kita gak tahu, kapan ajal tiba...? 

Salam ciamikk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun