Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Si Hedon dan Partai Hedonisme Indonesia

26 Agustus 2017   23:50 Diperbarui: 26 Agustus 2017   23:56 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah, sejak bisnis saya maju. Anggota-nya banyak.

Sekarang ini, saya jadi Ketua Partai Hedonisme Indonesia. Motto partainya, penyembah kesenanangan sesaat. Anggota saya, sekarang ada di mana-mana. Sebagian besar orang-orang kota besar, metropolitan gitu. Dan sekarang sudah mulai merambah ke daerah-daerah dan kampung-kampung. Kami biasa ngumpul di mal-mal, di kafe-kafe. Bahkan dalam kurun waktu tertentu, kami biasa pelesiran ke luar negeri. Kalo mau ketemu saya gampang kok. Saya pasti ada di tempat senang-senang, di tempat-tempat pesta.

Kalo kamu tertarik mau jadi anggota, boleh kok. Gak usah pake formulir, yang penting punya duit aja.

Emang bener ya, kata orang tua dulu. Zaman makin maju makin enak. Makin edan juga gak apa-apa, asal kita tetap bisa senang-senang. Zaman sekarang ini keren. Hidup mewah, gaya hidup konsumtif. BERASA DI SURGA DEH. Apa aja ada di zaman begini. Waktu hidup itu gak lama, mau ngapain lagi kalo gak hura-hura, senang-senang. Lagian, semuanya bebas kok, tanpa batas. Semua kan punya kita, iya udah semau kita aja. Iya gak sih ...

Biarin aja, kalo ada orang lain ngomongin saya. Soal etika kek, moralitas kek. Saya mah cuek aja. Biarin aja, etika dan moralitas itu jadi pajangan di rumah mereka. Gak usah ajak-ajak saya deh kalo soal moralitas. Makanya, saya diberi nama SI Hedon.

Mau tahu gak, kenapa saya bisa begini?

Sederhana banget. Karena di negeri ini, derajat manusia itu hanya diukur dari penampilan fisik dan materi saja. Moral dan batin udah gak laku. Kita boleh kok menghalalkan segala cara. Serba boleh, serba permisif. Asal kita senang, semua oke-oke aja kok. Enak kan ikut gaya hidup saya.

 

Dulu, kata orang tua saya. Saya diberi nama Hedon. Karena saya orang kota yang diperbudak oleh tubuh untuk kesenangan. Diperbudak oleh pikiran yang kamuflastis. Diperbudak oleh hidup yang glamor.

Tapi jujur, saya paling takut sama satu pertanyaan. Apa kelemahan saya?

Karena saya ini orang yang hidupnya senang-senang. Happy-happy aja. Setelah saya pikir, kelemahan saya itu adalah terlalu mudah jadi manusia yang mudah putus asa, sebenarnya saya ini rapuh. Gak bisa lagi hidup prihatin. Maunya selalu punya da nada. Kalo sampe gak ada, saya pasti cari jalan pintas. Dan kelemahan terbesar saya adalah saya jadi gak peduli pada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun