- Bagai balam dengan ketitiran
Kalo diartiin semuanya, kira-kira begini. “Kita gak tau apa-apa, tapi yang disalahin orang lain terus. Maka wajar, kesalahan orang yang sedikit tampak, tetapi kesalahan sendiri yang sangat besar, tiada kelihatan. Akhirnya, selalu berselisih hingga gak mampu lagi bersatu-padu.”
Sungguh, gak perlu ada kecemasan bahkan kekhawatiran sedikitpun atas apa yang dipikirkan orang lain. Karena mereka sedang dalam keadaan tidak mengerjakan apapun; atau setidaknya lagi cukup galau.
Pepatah, kadang mampu mengobati “pikiran lumpuh”. Pepatah kadang harus tetap ada di tengah antara naluri dan akal manusia.
Karena sekarang, sama sekali gak cukup punya pikiran yang bagus kalo gak mampu menggunakannya dengan baik.
Itu saja, pikir Si kuple sambil ngeluncur …. Ciamikk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H