Terima kasih istriku...
Kamu adalah nakhoda terbaik Abi. Lebih hebat dari mereka yang ada di perahu besi. Canda tawa kita berdua, suka duka kita berdua. Cobaan ujian kita berdua. Semua, sudah kita hadapi bersama, sudah kita lewati bersama. Pahit di masa lalu berbuah manis di masa kini. Abi ikhlas mengayuh perahu ini; karena kamu nakhoda paling keren yang mengarahkan jalannya perahu ini. Maka, Â tetaplah menjadi kamu yang Abi kenal dulu. Apapun hingga kapanpun, semuanya akan kita hadapi bersama.
Usia Abi memang boleh menua. Tapi cinta Abi kepadamu tak akan pernah using oleh waktu. Silakan bulan terus meninggi, matahari terus menjulang. Tapi Abi tak akan kehabisan sederet kata untuk terus memujamu. Biarkan usia kita terus bertambah. Tapi cinta kita tak akan pernah punah.
HANYA untuk JANNAH, teruslah mendampingiku untuk meraih KHUSNUL KHOTIMAH.
Terima kasih anak-anakku, Terima kasih istriku.
Bersama kalian, di sisa usia, Abi terus belajar mencintai dengan kuat; belajar menyayangi dengan tegar. Belajar berlari ; mengejar mimpi menggapai hari yang abadi.
Akhirnya…
Tetaplah kita apa adanya. Dan jangan pernah merindukan masa lalu. Karena masa lalu hanya ada di belakang kita. Bersiaplah untuk masa depan. Karean masa depan selalu menjadi cermin kita menuju keharibaan-Nya.
Apapun yang sudah berlalu, ingatlah kita sudah tidak tinggal di sana lagi.
Apapun yang akan datang, ingatlah kita harus siap untuk tetap terjadi.
Karena kita hanya bisa ikhtiar lalu mensyukurinya. Selebihnya biarkan Allah bekerja untuk kita …
Terima kasih anak-anakku, Terima kasih istriku