Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The Power of Syukur

29 Januari 2017   17:55 Diperbarui: 29 Januari 2017   18:13 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada saat di mana kita harus berhenti sejenak. Apalagi kalau bukan bersyukur.

Melihat ke belakang untuk bersyukur, memandang ke depan untuk bersyukur.

BERSYUKUR dan bersyukur lagi.

Walau punya banyak perbedaan, walau berbeda pemahaman.

Walau gak bisa sama, tetap diberi kesempatan untuk memilih.

Apalagi kalau bukan bersyukur.

Apalagi kalau bukan bersyukur.

Berapa banyak orang yang hidup di gunung, merindukan pantai.

Berapa banyakk orang yang hidup di pantai, merindukan gunung.

Berapa banyak orang yang tinggal di desa, pengen hidup ke kota.

Berapa banyak orang yang tinggal di kota, pengen hidup ke desa.

Semua itu kata kamu, orang lain hidupnya enak. Sementara orang lain bilang kamu hidupnya enak. Apalagi coba, kalau bukan bersyukur.

Apalagi kalau bukan bersyukur.

Kemarin giliran kemarau, kamu yang tanya kapan hujan?

Sekarang giliran hujan, kamu yang tanya lagi kapan kemarau?

Kemarin diam di rumah pengen pergi. Sekarang udah pergi pengen pulang ke rumah.

Waktu tenang cari keramaian, waktu ramai cari ketenangan.

Apalagi coba kalau bukan bersyukur.

Lalu, kenapa kamu lupa untuk bersyukur?

Terlalu. Karena kamu terlalu sering memusatkan diri pada apa yang diinginkan bukan pada apa yang dimiliki. Karena kamu terlalu melihat pada orang lain yang banyak nikmat, bukan memanfaatkkan nikmat yang kamu miliki. Karena kamu lebih suka membandingkan diri dengan orang lain. Karena kamu lebih suka melihat ke luar, bukan ke dalam. Karena kamu menganggap Allah tidak memberi apa-apa atas apa yang kamu miliki sekarang.

Sungguh apa yang kita miliki hari ini, bukan usaha kita sendiri. Tapi Allah yang punya.

 

Di pagi hari membuka mata teriak keluh-kesah. Di malam hari memejam mata teriak lelah.

Apalagi coba kalau bukan bersyukur.

Memang apa saja. Kata kamu.

Pekerjaan, rumah, uang, harta, sakit, orang lain, pemimpin, ini, dan itu. Semuanya paling gampang dikeluhkan, paling gampang dimasalahkan.

Apalagi coba kalau bukan bersyukur.

Sungguh, SESUATU itu tampak indah karena belum kita miliki. Hingga kita lupa apa yang patut kita syukuri.

Bahagia itu gak bakal didapatkan selama kita hanya memikirkan apa yang belum ada, apa yang kurang. Bahagia itu gak bakal ada jika kita mengabaikan apa yang sudah kita miliki. Apalag coba kalau bukan bersyukur.

Kita memang boleh memiliki apa yang kita cintai. Tapi di saat yang sama, kita harus bersedia mencintai apa yang kita miliki.

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR.

Karena semua yang kita miliki saat ini adalah anugerah dan karunia yang pantas untuk kita. Karena bersyukur itu akan menambahkan nikmat yang sedikit dan melipatgandakan sesuatu yang banyak.

Apalagi coba kalau bukan bersyukur.

Bagaimana mungkin, selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas.

Bersyukurlah atas apa yang kita miliki. Karena nikmat yang ada akan hilang jika kita tidak mengikatnya dengan rasa syukur.

Bersyukurlah. Agar kita tidak menutup mata walaupun hanya dengan daun yang kecil. Agar kita tidak menutupi hati walaupun hanya dengan pikiran buruk sekecil apapun.

SYUKURILAH apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk memuliakan-Nya. Bersyukur itu hal sederhana yang sering kita lupa. Hingga nikmat Allah yang banyak pun tertutupi keluh-kesah kita sendiri.

Bersyukur dan selalu bersyukur dalam segala hal.

Karena BERSYUKUR memiliki kekuatan yang dahsyat untuk menghadirkan "tambahan" dari Allah. Itulah The Power of SYUKUR…. Salam Ciamikk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun