Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Panggil Aku Ayah; Bukan Pahlawan Keluarga

12 November 2016   09:31 Diperbarui: 12 November 2016   10:05 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laki-laki sejatiitu bukan dilihat dari jumlah barbel yang diangkatnya. Tapi dari tabahnya ia menghadapi pahit getir kehidupan.

Dan terakhir, laki-laki sejati itu bukan dilihat dari kerasnya membaca kitab suci. Tapi dari konsistennya ia menjalankan apa yang ia baca.

Panggil aku AYAH.

Agar aku tetap sadar dan paham. Senja itu boleh tenggelam, senja juga boleh mengawang. Senja iitu kadang di atas, kadang di bawah. Senja itu kadang indah, kadang genah. AYAH yang selalu sadar, jangankan mencari sinar mentari, meraih sinar bulan sabit pun sulit. 

Panggil aku AYAH. Lelaki yang kadang mengusung senja.

Karena senja adalah saat terbaik menceritakan kisah rinduku pada dunia. Sebab di sana aku temukan jawaban di antara angin dan pejaman mata. Senja yang selalu menyapa, bahwa masih banyak hal indah yang Allah ciptakan untuk hamba-Nya.

Panggil aku AYAH. Karena aku sangat yakin kekuasaan Allah selalu bergerak, berdinamika mendekati orang-orang yang dipilihnya. Seperti spiritku dari dulu bahwa, “segalanya dapat berubah dan berbuah

Panggil aku AYAH

Inilah harikemenanganku. Aku tak peduli kata orang lain. Aku hanya fokus pada apa yang aku harus kerjakan. Tanggung jawabku sebagai suami, sebagai ayah dari anak-anakku. Aku hanya lelaki biasa, yang harus mengabdi pada segala kebaikan. Apa saja yang baik-baik. Karena aku seorang AYAH, yang tak harus sempurna di mata siapapun. Tapi harus selalu mencari cara untuk memperbaiki diri.

Panggil aku AYAH.

Lelaki yang tak berusaha mengubah apapun walau aku memilikinya.  Karena aku sadar, tidak ada yang dapat mengubah diri seseorang selain dirinya sendiri.

Panggil aku AYAH. Aku hanya lelaki yang ikhlas mengerjakan apa yang harus kukerjakan. Selalu bergairah pada setiap apa yang aku lakukan. Selalu menjadikan setiap sudut aktivitasku sebagai ibadah. Menjadikan kebaikan sebagai cahaya, tempat senyum terkembang, dan tempat bahagia tercipta.

Panggil aku AYAH. Lelaki yang kadang mengusung senja. 

Karena aku tahu, saat senja enggan menyala. Itu tanda aku diberi izin untuk menyelami keteduhan-Mu,mengobati tiap ringkih kesepianku bersama-Nya.

Karena aku tahu, saat senja menyapa. Itu tanda aku sadar bahwa masih banyak hal indah yang Allah ciptakan untukku.

Karena aku tahu senja selalu mengajariku; berdoa itu suatu keharusan dan berusaha itu suatu kewajiban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun