Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Jangan Panggil Aku Jakarta!

17 Oktober 2016   06:33 Diperbarui: 10 Februari 2017   10:23 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terus kenapa cuma urusan pilkada, kalian menebar kebencian? Menebar fiitnah, saling menjelekkan, saling sikut, saling bertengkar. Hahhh, mau ngapain? Emang kamu udah bener? Terus orang yang gak sepaham dengan kamu, salah semua? Ngasih makan gak, ngelahirin gak, emang siapa kamu? Kalo itu ada di diri kamu, tolong JANGAN PANGGIL AKU JAKARTA. TITIK.

Sudahlah, gak usah memaksakan kehendak agar orang lain ikut kalian. Katanya kalian pandai berdemokrasi, lalu kenapa kalian ingin menang sendiri? Mikir dong… 

JANGAN PANGGIL AKU JAKARTA.

Kalo di kota ini, kalian masih ingin ribut. Gak perlu, gak pantas. Gak perlu menghujat, gak perlu mencaci maki. Gak perlu membenci berlebihan, gak perlu membela berlebihan. Gak usah menghina orang lain, gak usah merendahkan orang lain. Apalagi bawa-bawa dalil, bawa-bawa kitab kebaikan. Itu semua sikap, tindakan yang gak pantas, konyol, dan memalukan.

Boro-boro kalian berterima kasih kepada Jakarta. Kota yang telah “menerima” kalian dengan hangat. Sebagai tempat mengadu nasib, mencari pekerjaan, bahkan mengejar status sosial hingga jadi seperti sekarang. Bersyukur dan berterima kasihlah pada Jakarta. Kota ini baik, kota ini pun pantas diisi oleh orang-orang baik. Untuk urusan apapun dan siapapun.

JANGAN PANGGIL AKU JAKARTA
Karena di Jakarta, kita bisa belajar tentang hidup yang gak cuma kalah menang. Sejelek-jeleknya, Jakarta itu telah mengajarkan kita untuk hidup bertanggung jawab, bertahan dalam berbagai tantangan, berusaha bangkit dari kejatuhan. Dan yang terpenting, menyikapi realitas. MENYIKAPI REALITAS.

Untuk apa kalian bertengkar, berselisih? Apa yang dituju?
Kalo kalian yang menang, pasti ada yang kalah dan terluka. Kalo kalian yang kalah, pasti ada yang senyum dan gembira. Terus, kalo udah begitu mau apa lagi? Gak lama lagi juga kita semua bakal MATI. Mendingan bersiap aja untuk menyambut KEMATIAN masing-masing.

Kalian lupa, Jakarta itu jadi jelek.
Gara-gara, kalian adalah orang-orang pemula yang merasa expert, orang-orang mapan yang susah dipuaskan, dan orang-orang pinter yang gak bisa nerima kenyataan.

JAKARTA itu INDAH
Karena kota ini memberi kita KEBEBASAN HATI, kebebasan berpikir. Hati yang gak perlu berambisi atau terobsesi untuk MENANG. HATI yang dapat menerima KEKALAHAN secara realistis. HATI yang siap menang, siap kalah. Tanpa perlu emosi, tanpa bertengkar, tanpa merasa benar sendiri.

Ada gak ada kalian, JAKARTA tetap INDAH kok.
Dia tetap menjadi kota yang super sibuk, kota yang padat. Kota yang diincar para investor, kota yang memberi berkah dan rezeki bagi banyak manusia dan keluarganya. Mungkin termasuk kalian juga. Sekali lagi, JANGAN PANGGIL AKU JAKARTA kalo hanya mau bikin rusak silaturahim, bikin kami tercerai berai.

Oke, sudahi kebencian kalian. Gak usah saling menghujat, mencaci maki. Setiap orang Jakarta punya hak untuk memilih dan dipilih. Tentu, sesuai sikap dan rujukan mereka masing-masing. Maka hargai perbedaan di antara kita warga Jakarta. Silakan PILIH sesuai calon yang punya program bagus dan jempolan. Jangan mengkerdilkan diri kalian sendiri.

Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk. PILIH yang punya VISI dan EKSEKUSI yang jempolan.

Jakarta itu cinta yang tak hapus oleh hujan, tak lekang oleh panas. Jakarta itu kasih sayang. Begitu kata penyair Sapardi Joko Damono.

Dan terakhir, silakan kalian PANGGIL AKU JAKARTA.
Jika kalian ikhtiar untuk selalu menjaga KEBERSAMAAN di antara kita. Menjaga KEHARMONIAN yang sudah ada selama ini di JAKARTA. 

Maaf kalo gak berkenan, tulisan ini adalah ekspresi personal Si Kuple, lelaki yang lahir dan besar di Jakarta. Salam ciamikk dari Si Kuple. #CintaJAKARTA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun