Maka jawabnya, bersiaplah. Bersiap ketika kematian tiba. Karena itu pasti.
Kalo utuk urusan dunia, kita mampu bersiap-siap. Mengapa untuk kematian tidak bersiap-siap?
Mau mudik ke kampung, siap-siap. Mau beli rumah, siap-siap. Mau sekolahin anak, siap-siap. Mau pensiun, siap-siap. Mau makan, siap-siap. Bahkan mau berangkat kerja juga siap-siap. Semua kesiapan itu bagus. Tapi baru sebatas urusan dunia.
Nah, berarti tinggal ditambah “siap-siap” untuk urusan akhirat. Bersiap mati.
Tentang mempersiapkan kematian. Karena hidup itu kan tentang putih atau hitam. Tentang baik atau buruk. Tentang berusaha atau menyerah. Tentang khusnul khotimah atau su’ul khotimah. Dan tidak ada kematian, di antara keduanya. Karena ganjaran dari semua itu , hanya surga atau neraka.
Maka kata Nabi SAW ”Perbanyaklah mengingat ’pemutus kenikmatan’ yaitu kematian!”.
Tentang kematian. Sungguh, tak bisa ditolak ketika datang. Tak bisa dipercepat ketika mau.
Semuanya rahasia Allah, ada dalam ketentuan Allah. Tinggal kita mempersiapkannya.
Ketika mati tiba.
Di sana, kita hanya sendiri, dicekam rasa sepi dan gelap.
Di sana, kita terbebas dari gemerlap dunia.