Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Kematian yang Sering Lupa Dipersiapkan

31 Juli 2016   11:17 Diperbarui: 31 Juli 2016   11:26 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka ini yang disebut“tentang kematian yang sering lupa dipersiapkan”.

Tentang kematian.

Bukan soal kapan kita mati. Atau kenapa kita mati. Bukan begitu cara pikirnya.

Tapi “sedang apa kita mati” dan “”gimana kondisi hati kita saat nyawa kita dicabut”.

Dalam kebaikan atau kejelekan. Ada orang yang memberontak ketika malaikat pencabut nyawa datang. Ada juga yang ridho ketika nafas terakhir berhembus. Maka kematin, memang harus dipersiapkan. Oleh setiap yang bernyawa, setiap orang hidup.

 

Memang gak ada yang tahu, kapan kita bakal mati?

Entah masa muda atau tua. Entah lagi sehat atau sakit. Enntah lagi bekerja atau santai. Entah di rumah atau di jalan. Sekali lagi, kematian memang gak ada yang tahu. Bisa jadi, ada yang bisa menerima atau berontak?

Tentang kematian yang sering lupa dipersiapkan.

Kalo sehari-sehari, hati dan pikiran disibuki urusan dunia. Gimana pas maut datang?

Kalo sehari-hari, hari dan pikiran sudah diserahkan kepada Allah. Gimana pas kematian tiba?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun