Apa nikmatnya menulis? Begitu pertanyaan seorang mahasiswa padaku.
Jawabku sederhana, “kenikmatan menulis itu seperti minum kopi di pagi hari, memberi energi dan kesegaran”.
[caption caption="Sumber: Pribadi - Gue Gak Bisa Nulis"][/caption]Menulis, memang sungguh nikmat. Nukmatnya luar biasa. Bahkan bisa dibilang tidak terkatakan. Dengan menulis, energi tumbuh dalam jiwa dan ragaku sekalipun dalam lelah sekalipun. Dengan menulis, lagi-lagi kesegaran menjalani hari-hari menyeruak. Sungguh kini, aku terbuai dalam aktivitas menulis, terbuai dalam tulisan. Menulis itu nikmatnya luar biasa.
Apa sebegitu nikmatnya menulis?
Jujur, memang agak sulit dibuktikan nikmatnya menulis. Apalagi bagi mereka yang gak gemar menulis, gak suka menulis. Gak ada kenikmatan menulis bagi yang gak sempat menulis. Ingat ya, menulis itu bukan gak bisa ya.
Kalo aku boleh katakan, sekali lagi “menulis itu nikmatnya luar biasa, tak terkatakan”.
Tapi jangan samakan nikmatnya menulis yang luar biasa seperti nikmatnya orang bersenggama. Sama sekali tidak sama dengan itu. Nikmatnya menulis, sungguh lebih kepada batiniah, kepada jiwa dan pikiran. Karena kenikmatan minimal dalam menulis adalah membantu kita untuk tetap mempertahankan atau meningkatkan daya ingat. Kalo tadinya sering lupa, sering cepat hilang apa yang ada di pikiran. Maka, menulis adalah obatnya.
Terus apa lagi nikmatnya menulis?
Nanya melulu nih soal nikmatnya menulis. Emang mau jadi penulis ya.
Sekali lagi, aku katakan menulis itu nikmatnya luar biasa seperti minum kopi di pagi hari.
Karena menulis, kita bisa menebar inspirasi dan motivasi kepada banyak orang di luar sana. Sekarang ini banyak orang galau, orang gelisah resah. Mereka butuh obat bukan berupa omongan. Tapi bacaan atau tulisan. Nah dengan menulis, kita bisa memberi suntikan inspirasi dan motivasi yang ciamik.
Karena menulis, kita bisa mengekspresikan perasaan atau menyuarakan hati yang kadang gak bisa diungkapkkan. Termasuk bersyukur atas nikmat yang luar biasa dari Allah SWT. Dan namanya juga ekspresi atau suara hati, cara menuliskannya tentu bebas-bebas saja. Terserah seenak kita menuliskannya. Nikmat kan …
Menulis itu nikmatnya luar biasa.
Karena menulis, kita bisa membuat dunia baru dalam hidup lewat tulisan. Imajinasi tiap orang itu luas dan mamu menembus dunia tanpa batas. Nah, menuangkan imajinasi yang bergumul di pikiran kita itu kenikmatan yang luar biasa. Kita bisa jadi apa saja, kita bisa bilang apa saja. Bahkan kita bisa menjejalajahi dunia. Di sini, keasyikan menulis sama sekali berbeda dengan berbicara alias ngomong.
Menulis itu nikmatnnya luar biasa. Karena dengan menulis kita bebas mau jadi apa saja.
Seperti kata bijak, “lebih baik menjadi burung yang terbang bebas daripada raja yang terbelenggu”.
Menulis itu nikmat.
Karena menulis bisa mewarnai hidup kita. Menulis bisa mengingatkan diri sendiri, bisa berbagi pengalaman, bisa ekspresikan perasaan.
Menulis juga bisa jadi cara kita untuk bersyukur. Menulis untuk memaknai hidup yang sementara di dunia. Menulis untuk merapikan kenangan. Menulis untuk suatu perubahan. Menulis untuk menebar inspirasi, motivasi dan kebaikan.
Dan hal yang paling nikmat dalam menulis adalah ketika ide dan proses menulis itu mengalir begitu saja, kata demi kata terangkai, kalimat demi kalimat bergandengan hingga punya makna yang luar biasa. Sungguh, nikmat sekali.
Menulislah karena manusia akan lelah jika berdiri diam.
Adakah kenikmatan menulis lainnya?
Ada dong …. Nikmatnya menulis yang paling hebat adalah sekarang hingga kapanpun, menulis itu tetap gratis, gak perlu bayar untuk menulis.
Kini, jangan bertanya lagi. Semuanya telah terjawab tentang apa nikmatnya menulis. Maka, menulislah setiap hari agar hidupmu pun nikmat seperti hidupku. #BelajarDariOrangGoblok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H