Dan terakhir, laki-laki sejati itu bukan dilihat dari kerasnya membaca kitab suci. Tapi dari konsistennya ia menjalankan apa yang ia baca.
Panggil aku Kartono. Aku hanya seorang lelaki yang mengusung senja.
Seorang lelaki yang pernah mengalami senja yang tenggelam lama. Miskin dan berteman dengan getir kehidupan. Jangankan mencari sinar mentari, meraih sinar bulan sabit saja sulit. Bahkan tidak ada lagi angin yang mampu mendorongku untuk melangkah ke depan. Tak ada lagi cahaya. Dulu, menikah bagiku bagaikan berjalan di atas padang pasir yang tandus. Kering. Seperti bersimbah tangan di bawah dagu. Lelaki yang pernah menganggur sebagai suami, calon ayah yang tak mampu membahagiakan anak pertamanya di kala lahir.
Panggil aku Kartono. Aku hanya seorang lelaki yang mengusung senja.
Karena bagiku, senja adalah saat terbaik menceritakan kisah rinduku pada dunia. Sebab di sana aku temukan jawaban di antara angin dan pejaman mata. Senja yang selalu menyapa, bahwa masih banyak hal indah yang Allah ciptakan untuk hamba-Nya.
Panggil aku Kartono. Karena aku sangat yakin kekuasaan Allah selalu bergerak, berdinamika mendekati orang-orang yang dipilihnya. Seperti spiritku dari dulu bahwa, “segalanya dapat berubah dan berbuah”
Panggil aku Kartono. Aku hanya seorang lelaki yang mengusung senja.
Inilah hari kemenanganku. Aku tak peduli kata orang lain. Aku hanya fokus pada apa yang aku harus kerjakan. Tanggung jawabku sebagai suami, sebagai ayah dari anak-anakku. Aku hanya lelaki biasa, yang harus mengabdi pada segala kebaikan. Apa saja yang baik-baik. Karena aku Kartono, lelaki yang mengusung senja, yang tak harus sempurna di mata siapapun. Tapi lelaki yang selalu mencari cara untuk selalu memperbaiki diri.
Namaku Kartono. Lelaki yang tak berusaha mengubah apapun walau aku memilikinya. Karena aku sadar, tidak ada yang dapat mengubah diri seseorang selain dirinya sendiri.
[caption caption="Sumber: Pribadi - KARTONO; lelaki yang mengusung senja"]
Sekali lagi, namaku Kartono. Aku hanya lelaki yang ikhlas mengerjakan apa yang harus kukerjakan. Selalu bergairah pada setiap apa yang aku lakukan. Selalu menjadikan setiap sudut aktivitasku sebagai ibadah. Menjadikan kebaikan sebagai cahaya, tempat senyum terkembang, dan tempat bahagia tercipta.