Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tajassus; Sibuk Cari Salah Orang Lain

29 Desember 2015   10:35 Diperbarui: 24 Oktober 2016   21:04 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana cara kamu mendidik anak?
Jawabnya mudah saja. Berikan kepercayaan kepada anak-anak kita untuk melakukan yang harus mereka lakukan. Tanpa perlu kita mencari kesalahan atau bahkan memata-matai mereka.

Segitu mudahkah mendidik anak?
Tentu tidak mudah. Tapi kita harus tahu cara membentuk pribadi dan karakter anak yang positif, yang berdampak baik bagi hidupnya di masa depan.

 

Bukankah orang tua berhak untuk mengontrol anak-anaknya?
Mengontrol itu harus tapi bukan berarti mencari kesalahan atau memata-matai. Karena dalam agama, tajassus atau mematai-matai adalah dosa besar.

 

Imam Abu Hatim bin Hibban Al-Busthi berkata, ”Orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa capek. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih, dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya.”

 

Tajassus atau memata-matai untuk mencari kesalahan orang lain adalah dosa besar. Bagi siapapun dan untuk apapun. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada akibat tanpa sebab. Maka hindari tajassus.

 

Kalau kita ingin dihormati orang lain, mengapa kita tidak mau menghormati orang lain?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun