Di bidang Hankam, akan aku arahkan kepada segenap pemuda bangsa yang layak dan bersedia, untuk ikut bergabung menjadi prajurit. Di didik dan di bina untuk ikut serta menjaga kesatuan NKRI. Di sebar ke seluruh pelosok Negri. Termasuk kampung-kampung terpencil, harus ada markas prajurit Negara. Setiap Kampung paling sedikit harus ada sekitar 10 prajurit Negara. Dengan demikian, maka para pemuda mempunyai banyak kesempatan menjadi prajurit, dan mendapat penghasilan yang layak. Â Dan secara otomatis, akan mengurangi pengangguran dan gelandangan. Dan secara otomatis pula.kejahatan yang terjadi di Kampung-kampung pedalaman, akan mudah di tangani atau di redam dengan cepat. Karena dekat dengan markas prajurit.
Di bidang pendidikan; Akan aku rubah sistem pendidikan kapitalis pragmatis seperti sekarang ini....., menjadi pendidika Nasional yang merakyat. Tidak pandang bulu dan tidak pandang sepatu. Sepanjang itu masih di sebut sebagai ana-anak bangsa Indonesia, mereka wajib di didik oleh Negara. Sebagai calon rakyat di masa yang akan datang. Tidak pandang mereka datang ke sekolah bersepatu, atau bertelanjang kaki, berbaju atau bertelanjang dada, tidak menjadi halangan bagi mereka untuk bersekolah. Jangan cuma karena miskin, tidak bisa membeli seragam, akhirnya tidak bisa masuk sekolah seperti sekarang ini. Justru kalau memang Negara mampu, semua biaya sekolah, termasuk seragam,di tanggung pemeritah atau Negara. Inilah yang saya sebut pendidikan nasional yang merakyat.
Mengenai pemberantasan korupsi; akan aku terapkan hukum adil, atau hukum Kitab suci, sesuai konstitusi Negara. Saya yakin, kalau hari ini korupsi menjadi tradisi, suatu saat nanti, siapa berani korupsi, akan aku sarankan untuk di gaji dan di nobatkan sebagai''orang besar Negara''atau orang hebat Negara seperti Phalawan. Karena kalau aku.................jadi presiden, para koruptor itu; Pagi hari akan aku suruh mandi air hangat, dan kalau perlu biar di mandikan oleh para artis sinetron yang paling cantik di Indonesia. Kemudian di suapi makan bistik ayam atau makanan lezat kesukaan nya. Setelah itu di dandani pakai dasi dan kalung emas seberat 40 kg di lehernya{kalau tidak ada emas, besi pun jadi}. Kemudian di arak keliling kota,di nobatkan sebagai orang hebat,pemberani dan phalawan bangsa{phalawan korupsi tentunya}. Setelah puas di arak keliling kota, langsung di antar ke kubur. Karena saya yakin,para malaikat dan para bidadari juga sudah tidak sabar menanti ingin menobat kan diya sebagai phalawan kubur.
Mengenai hukum pidana atau Ham; akan aku terapkan hukum kasih,seperti yang tertera dalam Kitab suci. Semua nara pidana akan aku bebaskan. Apapun kesalahan nya. Karena Negara hanya akan membuang-buang dana untuk menghidupi nara pidana. Lebih baik di lepas bebas, kemudian di janji supaya tidak berbuat jahat lagi. Karena apabila suatu saat nanti berbuat jahat kembali,maka hukum adil akan segera menanti ...
Di bidang politik,akan saya perkenalkan dengan sistem demkorasi Kitab suci. Karena sudah lebih separuh abat bangsa Indonesia memakai sistem politik praktis. Atau suara terbanyak menang entah suara terbanyak itu di dapat dari dukungan resmi atau di dapat dari membeli.Serta mengangkat wakil-wakil rakyat untuk duduk sebagai pengembala jalan nya pemerintahan, dan merancang undang-undang Negara, serta memonitoring jalan nya pembangunan. Namun; ....Apa hasil nya. .? politik berjalan tanpa kendali. Semua orang yang sudah duduk sebagai wakil rakyat, bertujuan memperbesar partai nya sendiri {ada juga yang perut nya sendiri}. Kalau sudah besar......,otomatis akan sangat    mudah''ngedangkrang''menjadi penguasa.Kalau sudah berkuasa....,tahun-tahun pertama sibuk mengambilkan modal, atau biaya kampanye yang sangat besar.    Tahun- tahun berikut nya....,sibuk menabung untuk membiayai atau memperbesar partainya. Tahun-tahun terakhir sibuk berkampanya kembali untuk pencalonan berikut nya. Begitu seterus nya.....,maka dari itu, Pemerintah hanya mampu membuat pondasi dan pondasi. Setiap pergantian penguasa, hanya mampu membuat pondasi pembangunan. Tidak pernah tuntas sampai titik tujuan akhir. Yaitu menciptakan suasana tenang,tentram,adil,makmur secara merata. Itulah sebab nya saya berobsesi ingin merubah para dikma; Demokrasi politik, menjadi demokrasi Kitab suci, atau demokrasi kasih. Cara nya; tidak usah ada TriAdiWisesa, atau tiga kekuasaan dalam satu Negara. Parlemen atau DPR atau legislatif tidak perlu ada. Kepolisian,kejaksaan,kehakiman,KPK atau yudikatif seharus nya menjadi pembantu pemerintah. Hanya pemerintah atau eksekutif yang memang harus ada. Karena suatu Negara yang di butuhan rakyat adalah pengatur,penata dan penguasa. Karena kebijaksanaan dan hukum negara harus di rumuskan dan di jalankan pemerintah. Kalau toh ada hakim,itu sifat nya adalah hakim agama. Karena....,menurut pendapat saya kontitusi Negara sudah seharus nya mamakai Kitab suci. Dengan tidak ada nya legislatif secara otomatis akan mengurangi kehebohan politik Negara. Dan dengan sendirinya, partai politik akan hilang dari permukaan bangsa. Tidak usah ada yang namanya DPR. Karena hanya akan membuang-buang energi dan dana yang tidak sedikit untuk menghidupi mereka. Karena kalau konstitusi Negara sudah memakai Kitab suci, otomatis tidak ada lagi pembuatan hukum atau rancangan undang-undang. Jadi ; secara otomatis pula,tidak perlu mengangkat wakil rakyat, yang tugas nya membuat undang-undang. Kalau toh rakyat tetap ingin memonitor jalan nya pembangunan, dan mengangkat wakil,maka Negara tidak usah memberi fasilitas dan gaji seperti sekarang ini. Biarlah rakyat sendiri yang menggaji wakil-wakil nya. Karena lebih baik dana besar yang di gunakan untuk keperluan DPR,di pergunakan untuk sebesar-besar nya kesejahteraan rakyat.
Lalu bagaimana caranya memilih penguasa tanpa politik...? .
Sebenar nya bangsa Indonesia harus bisa membedakan antara demokrasi dan politik. Karena pada garis besar nya; Demokrasi adalah Demos,kratos,atau kekuasaan di tangan rakyat. Sedang kan politik; Adalah teknis, atau cara mencapai tujuan. Jadi, kalau kekuasaan di tangan rakyat, mesti nya semua rakyat punya hak yang sama dalam menentukan kebijakan untuk mencapai tujuan {demokratis}. Jangan justru politik yang dominan menentukan kebijakan dan mengatur semua peraturan Negara. Karena bangsa Indonesia dari sejak pertama di cetuskan ''merdeka'' sudah bersistem demokrasi,bukan politik. Kalau toh politik memang harus ada pada Negara ''super amburadul" macam Indonesia ini, mesti nya politik harus bersumber pada Pancasila dan demokrasi. Jangan justru demokrasi yang terseret pada politik. Sehingga, seolah-olah Negara ini hanya milik orang-orang politik. Dan hanya orang-orang politik yang bisa berkuasa. Jelas ini tidak adil dan tidak sesuai dengan Pancasila, maupun demokrasi itu sendiri.
Contoh peraturan politik yang pertama; Rakyat yang cuma tamat SD, seperti saya ini tidak boleh mencalonkan diri menjadi Presiden. Ini peraturan dari mana...?. apakah ini demokratis..?. Apakah ini sesuai dengan Pancasila ...? .
Mari kita renungkan bersama;
Pancasila, sila pertama menitik beratkan pada keTuhanan, dan menghormati antar pemeluk atau pengikut Agama. Kalau lulusan SD di larang mencalonkan diri menjadi Presiden, lalu pertanyaan nya ; Tuhan yang mana yang melarang atau membuat peraturan seperti itu..?.
Sila kedua; Kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalau memang bangsa Indonesia ini masih merasa sebagai manusia yang punya peradaban, mestinya peraturan seperti itu tidak harus ada . Karena biar cuma lulusan SD, dia juga rakyat, dia juga manusia, punya daya pikir, dan bisa jadi, Tuhan membibing nya atau memberi nya ilmu. Lalu kalau peraturan politik seperti itu tidak di rubah atau di hapus; Apakah orang-orang sekolah rendah harus terus menerus di paksa menghormati orang-orang sekolah tinggi..? sementara orang-orang sekolah tinggi tidak pernah punya rasa hormat kepada orang-orang sekolah rendah. Karena kalau orang-orang sekolah tinggi mau menghormati orang lain, atau mengerti peradaban, pasti tidak membuat peraturan seperti itu, biar di paksa setan sekalipun. Apakah peraturan politik seperti itu bisa di sebut beradab...? apakah ini moral...? apakah seperti ini masih bisa di kata gorikan sebagai manusia yang punya toleransi berAgama...? sesuai kah dengan Pancasila...?. Lalu kalau percaya masih ada Tuhan , ada pancasila. Di langgar peraturan politik, untuk apa Pancasila masih di pakai sebagai falsafah bangsa, dan untuk apa masih di perlukan Agama..? ..