Sadarlah Wahai Rakyat Indonesia semua, jika Prabowo Subianto itu sesungguhnya adalah Sang Pemenang. So, berhentilah menghujatnya. Kenapa ? Karena hajad besarnya, yang lama terpendam, kini sudah kesampaian. Rabu pagi tadi, waktu Indonesia bagian barat, tanggal 23 Oktober 2019, bersama sejumlah tokoh terkemuka dan terpercaya di negeri ini, Prabowo Subianto resmi dilantik menjadi Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
Sejumlah reward pun langsung menghampiri Prabowo Subianto ini setelah yang bersangkutan menerima jabatan ini, dan sangat fantastis. Pertama, kesempatan langka bagi dirinya untuk menata ulang dan memperlihatkan kepada dunia sekaligus, dia akan menyempurnakan tentang sistem pertahanan semesta negeri yang bernama Indonesia.Â
Bagi mantan menantu Soeharto ini, inilah obsesi besarnya. Sesuatu yang dia idam-idamkan sejak dulu. Semata untuk harga diri bangsa. Bayangkan, di saat dia mencalonkan diri sebagai Capres, dia selalu bicara soal pertahanan semesta. Padahal, sebagai Capres, itu sesungguhnya hanya satu dari sekian topik yang memang harus ia kemukakan.
Kedua, bakat terpendamnya berkreasi dalam mengurusi, menyalurkan, dan mengembangkan ilmu militernya untuk kemajuan negeri ini dan harga diri negeri ini, dalam hal pertahanan dan keamanan, adalah sesuatu yang tak akan didapatnya saat rezim pasca reformasi berlangsung sebelumnya. Karena pemberhentiannya sebagai TNI menimbulkan pro kontra di sana-sini, hingga hari ini.
Hal yang paling menggembirakan bagi dirinya, keluarga besarnya, rekan-rekan dan sahabat-sahabat seperjuangannya, serta para pendukungnya, ada kemungkinan pangkatnya akan sempurna sebagai jenderal penuh, sesuatu yang diidam-idamkan oleh siapa pun yang masuk militer.Â
Walau sudah menjadi purnawirawan sejak awal reformasi, sejak sekitar 20 tahun yang lalu, maka sebutannya nanti menjadi sempurna sebagai Jenderal Prabowo Subianto, jenderal berbintang empat.
Ketiga, peluang besar bagi dirinya untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden RI tahun 2024 mendatang, tanpa ada hambatan yang sangat berarti seperti saat dia melawan Jokowi, baik saat sama-sama calon presiden tahun 2014, atau saat melawan pertahana saat pilpres 2019 yang lalu.
Sesuai hukum manajemen, selain dapat reward Prabowo juga menerima punishment. Pertama, maraknya elemen-elemen bangsa, terutama para pendukungnya, yang mencibir bahkan mengejek kehadiran dan sekaligus kesediaan Prabowo masuk kabinet rezimnya Jokowi, yang nota-benenya rival utama saat pilpres lalu.Â
Beragam cap telah diarahkan ke Prabowo, mulai dari tuduhan sebagai insan yang tak punya integritas diri, hingga tudingan sebagai orang yang haus akan kekuasaan.
Hasil pengamatan di media online, ternyata nama Prabowo Subianto termasuk yang paling tinggi ratingnya menjadi trending topic, usai pelantikan kabinet kerja jilid II Jokowi ini. Ironisnya, bukan hal yang positif yang muncul. Melainkan dari sisi yang negative.
Kedua, Prabowo saban waktu dapat nyinyiran negative dari orang-orang yang selama ini sudah menjadi pendukungnya, pembelanya, termasuk dari kelompok-kelompok yang anti terhadap rival Prabowo Subianto dalam pilpres 2019 yang lalu, dalam hal ini Joko Widodo.Â
Kelompok-kelompok ini kini menyatu lagi melakukan per"musuh"an. Mereka tak bisa menerima persatuan dua tokoh yang berbeda itu. Nampaknya keinginan mereka, permusuhan itu harus terus bergulir, terus langgeng tanpa henti.
Ketiga, hal lain yang juga akan menimpa Prabowo adalah eksodus-nya para pemilih Partai Gerindra, yang sudah mengantarkannya sebagai pemenang kedua pemilihan legislative lalu. Sumpah serapah dari kelompok ini berseleweran di mana-mana.Â
Entah sampai kapan fenomena ini baru akan berhenti, butuh waktu lama rehabilitasinya. Ini juga dapat dipastikan berpengaruh besar bagi Partai Gerindra 2024 yang akan datang, kecuali mereka mampu memanajenya dengan baik dan sempurna
Di luar itu semua, sebagai pemenang Prabowo Subianto tak usah terlalu risau mensikapi keadaan tersebut. Selain itu tak usah pula terlalu berlebihan bereforia, karena hajadnya yang sudah kesampaian. Peluang ini merupakan wasilah pengabdian yang positif bagi Prabowo untuk membaktikan dirinya untuk nusa, bangsa, dan negara.Â
Dalam perspektif beragama, jika diniatkan secara tulus dan istiqomah, maka jika karyanya salah sekalipun, tetap dapat pahala. Apalagi jika benar, maka sempurnalah amal pahalanya hingga dua kali lipat. Begitu pula jika dipandang dalam persfektif kebangsaan, atau kemanusiaan, semuanya tetap menguntungkan.
Dalam konteks itu, maka mantapkan niat Prabowo untuk kepentingan nusa, bangsa dan negara ini. Seraya selalu mengikuti petunjuk dan arahan Presiden RI, Ir. Joko Widodo, dalam rangka memajukan Indonesia yang lebih baik, menyongsong Indonesia Satu Abad, dengan 5 prinsip yang disampaikan presiden.Â
Dalam hal ini bagaimana mengoptimalkan peran kementerian pertahanan dalam rangka mensupport pembangunan SDM, melanjutkan pembangunan infrastruktur, menyederhanakan regulasi perkantoran, memangkas peran para birokrai, dan mampu melakukan transformasi ekonomi.Â
Selain itu, 7 pesan presiden saat pengenalan calon menteri, satu persatu figurnya dikenalkan saat duduk lesehan di halaman istana, perlu dijalankan dengan baik. Antaranya bertekad membasmi koruptor, menjadi negarawan yang elegan dan briliant, semata untuk kemaslahatan ummat dan kepentingan bangsa. Pesan-pesan ini sangat konstruktif, dan berguna bagi semuanya.Â
Selamat Pak Prabowo. Allah SWT menyertaimu. Jika ada suara sumbang, anggaplah itu hanya vitamin. Jika ada orang yang punya niat buruk yang bisa menjerumuskanmu, perangilah mereka seperti nabi-nabi terdahulu dalam memerangi setan.Â
Jika Tuhan menghendaki Anda jadi Presiden. Menjaga keamanan dan pertahanan negeri ini, itu pasti akan terjadi. Itu berarti merupakan amaliah nyata. Selamat datang Sang Pemenang. Selamat Bertugas Negarawan Teladan. Barokallah ..!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H