Mohon tunggu...
M Syarbani Haira
M Syarbani Haira Mohon Tunggu... Jurnalis - Berkarya untuk Bangsa

Pekerja sosial, pernah nyantri di UGM, peneliti demografi dan lingkungan, ngabdi di Universitas NU Kal-Sel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi SDM untuk Daya Saing Indonesia

15 Oktober 2019   21:33 Diperbarui: 15 Oktober 2019   22:50 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Indonesia, dididik untuk menjadi SDM unggul, dan berdaya saing dunia (foto : SH)

Karakter yang perlu dibangun lainnya adalah, semangat kemuliaan. Harusnya mengisi hidup ini bukan untuk gelar, jabatan atau kekayaan. Melainkan kemuliaan. Menjadi manusia mulia itu tujuan. 

Karena jika kualitas pribadi kita buruk, maka semuanya akhirnya hanyalah "topeng tanpa wajah". Jika kita jadi pemimpin, hendaknya yang berkarakter. Ciri seseorang pemimpin yang baik itu akan nampak dari kematangan pribadi, buah karya, serta integrasi antara kata dengan perbuatan.

Jika kita punya harta, tetapi belum bisa membagikan harta atau membagikan kekayaan, maka bagikanlah contoh kebaikan. Karena hal itulah yang akan menjadi ketauladanan.

Hal lainnya yang juga sangat urgent, janganlah kita ini sampai hanya bisa pernah menyuruh orang lain untuk berbuat kebaikan. Justru seharusnya kita sendiri yang duluan melakukannya.

Untuk itu ada banyak pesan bijak yang harus kita lakukan. Misalnya, awali segala sesuatunya untuk kebaikan dari diri kita sendiri. Pastikan juga kita sudah melakukan yang terbaik dan selalu beramal pada orang lain, baik dengan materi yang kita miliki, atau dengan Ilmu, dengan tenaga dan pikiran, atau minimal dengan senyuman yang tulus.

Hendaknya kita juga meyakini, bahwa pembohong dan penipu akan dipenjara oleh kebohongan dan perbuatannya sendiri. Orang yang jujur akan menikmati kemerdekaan dalam hidupnya. Bila memiliki banyak harta, maka hendaklah kita yang akan menjaganya. Tetapi jika kita punya banyak ilmu, maka ilmu itulah yang akan menjaga kita.

Andai saja kita punya hati yang bersih, maka Insya Allah tak ada waktu dan ruang untuk berpikir licik, berlaku curang, atau punya watak dengki, sekalipun terhadap orang lain.

Untuk sebuah kemajuan, bekerja keras adalah bagian dari fisik. Bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlas adalah bagian dari hati.

Oleh karena itu, hendaklah kita jadikan setiap kritik bahkan penghinaan pada diri kita, diterima sebagai wasilah untuk memperbaiki diri kita sendiri.
Kita tak pernah tahu kapan kematian akan menjemput. Tapi yang kita tahu kematian itu pasti datang. Misalnya, seberapa banyak bekal rohani yang kita miliki untuk menghadapinya.

Revolusi Mental akan mengantarkan semangat itu. Beragama dengan baik dan benar juga menjadi bagian. Maka itu, saatnya kita melakukannya saat hidup ini. Semuanya semata untuk Indonesia yang lebih baik. Biar dengan begitu, negeri ini memiliki SDM yang berdaya saing yang tinggi. SDM produktif, dan inovatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun