Periode ke-13 (2005-2008) Sandiaga Uno, mantan Cawapres Prabowo. Periode ke-14 (2008-2011) Erwin Aksa, keluarga besar Wapres RI HM Yusuf Kalla. Periode ke-15 (2011-2014) Raja Sapta Oktohari, anak Ketua DPD RI Osman Sapta Odang. Periode ke-16 sekarang, 2014-2019, Bahlil Lahadalla, mantan seorang aktivis mahasiswa (HMI).Â
Kebetulan semua Ketua Umum HIPMI sebelumnya rata-rata menjadi tokoh nasional pasca mimpin HIPMI, walau dengan konstelasi berbeda. Periode pertama hingga ke-11, umumnya menjadi kader Golkar, karena selama ini via orpol itulah karir seseorang bisa berkembang. Pasca reformasi, tokoh HIPMI tak otomatis menjadi aktivis Partai Golkar, parpol penerus Golkar.Â
Sebutlah Muhammad Luthfi, Sandiaga Uno, Raja Sapta dan Bahlil, rata-rata tak otomatis berkorelasi karirnya dengan Golkar. Kecuali Erwin Aksa, yang memang secara geneologis politis, rata-rata berkorelasi dengan Golkar.Â
Tetapi pecah kongsinya Erwin dengan Golkar, karena yang bersangkutan mendukung Mr. Prabowo dalam Pilpres yang lalu, bisa saja Erwin bikin sejarah baru dari Keluarga Besar Yusuf Kalla. Erwin bisa saja mengikuti jejak Syahrul Yasin Limpo (orang Bugis yang selalu umumnya taat berada di bawah payung Golkar), ikut partai politik lain, selain Partai Golkar. Â
Mengembangkan Entrepreneurship
Menurut Abdul Latief, Pendiri dan sekaligus Ketua Umum pertama BPP HIPMI, harapan besar pendirian HIPMI ini adalah untuk mencetak enterpreneur muda di negeri ini.Â
Dalam bukunya HIPMI 45 Tahun, Latif berujar : "HIPMI tidak muncul tiba-tiba dari sebuah ruang hampa. Ia adalah wujud dari perjalanan panjang, gagasan besar yang nyata, dan cita-cita mulia.Â
Dipicu, dan dipicu oleh kegelisahan anak bangsa tentang ironi negeri tercinta. Memang sudah merdeka, tapi mereka belum kunjung menjadi tuan rumah di negeri sendiri". Maka itulah, tambah Latief, cita-cita mulia enterpreneur nasional, yang harus diturehkan melalui HIPMI.
Untuk meneruskan gagasan tersebut, Munas BPP HIPMI kali ini oleh Ketua Umumnya Bahlil Lahadalia akan melahirkan 3 keputusan besar. Pertama, rekomendasi pada pemerintah agar pembangunan infrastruktur dalam 5 tahun terakir menjadi fondasi dasar pertumbuhan ekonomi kawasan juga untuk pemerataan pembangunan. Diungkapkan, sampai 2014 lalu jumlah pengusaha baru 1.6 %.Â
Kini  sudah tumbuh menjadi 3.1 %. Ini positif, SDM kita membaik. Sayangnya, kebanyakan pengusaha yang lahir dari kelompok menengah saja, belum ada penambahan umur  menjadi konglomerat. Karena itu rekomendasinya bagaimana pertumbuhan ekonomi dan pemerataan itu mampu melakukan regenerasi konglomerat.