Manusia (Pengen) TERKENAL Â : Ambisi dan Kekuasaan
Oleh : HM. Syarbani Haira
Sedikitnya, ada 2 (dua) kasus figur manusia yang telah berinteraksi denganku, baik sebagai senior di organisasi sosial, atau sekaligus pendidik di lembaga pendidikan (tinggi).Â
Kasus ini tak mudah aku lupakan, karena kedua figur tersebut, dengan lantang berani secara terbuka menyatakan tekadnya ingin menjadi "manusia terkenal".Â
Niat ini tidak sekadar mereka ucapkan, melainkan juga sekaligus mereka implementasikan. Hasilnya, untuk wilayah tertentu, sesuai kadarnya masing-masing, niat itu sudah kesampaian.Â
Mereka telah menikmatinya, menjalaninya, dan juga merasakan hasilnya, dengan perspektif dan values masing-masing --minimal untuk ukuran mereka sendiri.
Kasus pertama, ada seorang aktivis mahasiswa, yang kemudian bergabung dengan organisasi mahasiswa. Sebagaimana lazimnya organisasi mahasiswa, aktivitasnya ada yang skope lokal, hingga skope nasional.Â
Entah dapat inspirasi dari mana, yang bersangkutan pengen dikenal luas. Sayangnya, yang dia lakukan justru negatif. Dalam sebuah persidangan organisasi mahasiswa tersebut misalnya, dia tak segan-segan bikin onar, melakukan kerusuhan saat persidangan.Â
Betul, terjadilah kerusuhan itu. Sidang pun tertunda. Menurut pengakuannya, saat itu namanya sangat dikenal peserta dari daerah lainnya. Bahkan asal daerahnya pun ikut terkenal. Tetapi setelah lulus, kawan-kawannya lebih mengenalnya sebagai seorang aktivis mahasiswa yang "preman", karena di mana-mana kerap bikin kerusuhan dengan cara kekerasan.Â
Ditambah perilaku buryk lainnya, dia bisa ngutang tanpa pernah mau membayar, mencari proyek dengan cara kekerasan, bahkan tak segan-segan melakukan penipuan.Â
Tidak hanya itu, dalam beraktivitas sosial pun tetap dengan cara-cara preman, di mana orang ini belakangan memang cukup dikenal, sayangnya rada negative value-nya