Sumatera dengan jumlah penduduk lebih dari 42 juta, pembangunannya sudah lumayan. Sedang Sulawesi dengan luas 189.000 km2 dan jumlah penduduk sudah di atas 15 juta jiwa masih terlalu kecil wilayahnya. Sumatera dan Sulawesi adalah pulau yang subur dan cocok untuk pertanian. Jadi sayang jika pertumbuhan jumlah penduduk dipusatkan di situ. Belum lagi jika kedua wilayah ini rawan dengan gempa bumi dan tsunami.
Ada pun Kalimantan luasnya 540.000 km2 dengan jumlah penduduk hanya 12 juta jiwa. Pulau Kalimantan jauh lebih luas dibanding pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi dan jumlah pendudukndya justru paling sedikit. Di pulau Kalimantan juga tidak ada gunung berapi dan merupakan pulau yang teraman dari gempa. Sementara di pesisir Kalimantan Tengah yang berbatasan dengan Laut Jawa juga ombak relatif tenang dan aman dari Tsunami. Ini cocok untuk jadi tempat ibukota Indonesia yang baru.
Atas pertimbangan tersebut, tidak ada alasan lain bagi rezim Jokowi menunda-nunda pemindahan ibukota ini ke Kalimantan. Selain untuk menyelamatkan negeri ini, dan juga sekaligus untuk memajukan negeri ini. Moment ini adalah moment yang tepat, selain membendung arus urbanisasi ke Jakarta dan pulau Jawa, juga sekaligus untuk mendistribusikan pembangunan. Hari ini Kalimantan adalah pulau terluas, dan penduduknya masih sedikit.Â
Jika sekali waktu ada gangguan alam seperti banjir dan asap, itu dapat diatasi dengan pelaksanaan hukum yang ketat. Mereka yang selama ini terkenal telah merusak lingkungan harus ditindak tegas. Bumi Kalimantan jangan lagi hanya dinikmati oleh segelintir orang. Bumi ini harus dinikmati oleh semua orang. Kini Jokowi telah membuat sejarah baru. Selamat datang ibukota RI yang baru, di bumi Kalimantan ... !!!
*HM Syarbani Haira, Staf Pengajar Program Studi Planologi (Perencanaan Wilayah dan Kota), Universitas NU Kalimantan Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H