Mohon tunggu...
SYARAH SYAMAMIR
SYARAH SYAMAMIR Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

DOSEN HUKUM TATA NEGARA

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dilema Working Mom vs Daycare

9 Agustus 2024   20:00 Diperbarui: 9 Agustus 2024   21:25 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

DILEMA WORKING MOM VS DAYCARE
(VIRAL PENGANIAYAAN DAYCARE MILIK INFLUENCER PARENTING)

Hal yang menjadi lazim untuk era saat ini melihat perempuan tidak hanya bekerja di rumah saja, melainkan juga sudah ikut berperan dalam rumah tangga sebagai ibu pekerja atau sering disebut dengan working mom. 

Sistem kapitalis saat ini, menimbulkan beberapa dampak yang juga berkiatan antara waktu dan keluarga. Bukan hanya perihal waktu untuk menghasilkan pundi rupiah namun ada harga yang dibayar mahal Ketika memilih jalan untuk menjadi seorang working mom. 

Aktivitas yang relative padat, menyita banyak waktu, menjadi dilema besar bagi seorang perempuan khususnya bagi mereka yang telah memiliki anak untuk menyisihkan sedikit waktunya dengan risiko bekerja. Waktu yang dipilih juga beragam, ada yang 8 jam sehari dan juga ada yang lebih dari 12 jam sehari untuk bekerja. 

Lantas pilihan yang berat bagi seorang ibu, untuk mengambil resiko menitipkan anak mereka ke tempat penitipan anak atau sering juga kita dengar dengan sebutan daycare.

Working mom yang bekerja di kota besar, umumnya telah akrap dengan istilah yang sering disebutkan di lingkungan mereka. Daycare merupakan mitra layanan pengasuhan dan Pendidikan anak dengan mengoptimalisasi aspek perkembangan mencakup psikologis, fisiologis, kognitif dan spiritual yang ditangani oleh tenaga berpengalaman dan professional pada bidang Pendidikan anak usia dini. 

Biayanya beragam tergantung usia dan jangka waktu anak dititipkan rangenya mulai dari 250.000-5000.000 perbulan. Fasilitas yang ditawarkan juga beragam ada ruang bermain, ruang tidur, kurikulum sesuai perkembangan anak, tenaga pengasuh dsb. Daycare dianggap menjadi salah satu solusi untuk orang tua yang sibuk bekerja. 

Daycare diperuntukan bagi anak-anak yang masih balita atau prasekolah saja. American academy of pediatrics mengemukakan bahwa daycare dapat mendorong anak untuk lebih mudah bersosialisasi, karena disana mereka akan bertemu dengan teman seusia anak. Interaksi dengan anak lain juga dapat membuka wawasan yang beragam bagi mereka. 

Kemudian anak juga dapat mengembangkan keterampilan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang perkembangan motoric anak untuk pertumbuhan mereka. Anak juga akan terlatih untuk membentuk kebiasaan baik, melatih waktu dan perilaku mereka. Namun dari beberapa hal tersebut, tentu ada dampak negative yang akan ditimbulkan dari daycare,salah satunya adalah kurangnya waktu dan perhatian dari orang tua.

Waktu dan perhatian menjadi salah satu point tumbuh kembang seorang anak, dengan risiko tersebut, anak terkadang lupa dengan waktu yang berkualitas dengan orang tuanya. Waktu yang minim, menimbulkan keleluasan waktu oleh beberapa pihak yang menganggap memiliki kuasa waktu yang lebih dengan anak tersebut. 

Salah satu kasus yang viral saat ini adalah sosok Meita Irianty pemilik daycare terkenal di depok dan merupakan influenser parenting. Wensen school Indonesia menjadi tempat kejadian perkara sosok owner Meita di duga melakukan penganiayaan kepada beberapa anak. kegiatan yang beragam dimuat di media sosial, trial class untuk dapat melihat aktivitas dan kurikulum kegiatan anak menjadi daya Tarik, working mom memilih daycare tersebut.

Setelah kasus tersebut menjadi viral, banyak orang tua yang memilih untuk mengeluarkan anak mereka dari daycare tersebut, karena takut kejadian serupa akan akan Kembali terjadi. Kasus penganiayaan ini menjadi viral setelah ada akun yang memposting cctv di daycare tersebut, dengan memperlihatkan kejadian sosok owner yang melakukan penganiyaan kepada seorang balita. 

Awal mula kejadian tersebut terungkap ibu korban mengemukakan, bahwa muncul sejumlah lebam setelah pulang dari daycare, dan kemudian melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit untuk mengecek kondisi anak. 

Awalnya daycare tersebut membantah kejadian yang menyebabkan lebam kepada anak, namun cctv yang viral tersebut menjadi salah satu bukti terjadinya penganiyaan kepada beberapa anak di daycare tersebut. Pasca kejadian, orang tua korban melaporkan aksi penganiayaan ke Polres Metro Depok Jawa Barat. 

Orang tua korban menyebutkan anak mereka selain sakit dan lebam pada saat kejadian juga menjadi trauma takut untuk bertemu orang baru. KPAI juga kemudian angkat bicara, usai pengaduan dilakukan dan memastikan laporan tersebut berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. Kekerasan terhadap anak harus diselesaikan dengan proses yang professional dan transparan.

Sosok owner meita sudah dilakukan penahanan, walaupun dalam kondisi hamil proses hukum terus berjalan. Tekanan media, menyebabkan meita menjadi sosok yang akan terus menjadi perhatian public. 

Berbagai pihak berharap orang-orang yang berkaitan dengan daycare tersebut misalnya guru, pengasuh, pegawai dsb dapat koperatif mengungkapkan kejadian yang sebenar-benarnya agar kasus ini menjadi terang benderang. Salah satu korban bayi 8 bulan inisial HW kakinya bahkan menjadi bengkok karena penganiayaan yang dilakukan oleh owner meita.

Kepala dinas Pendidikan kota Depok meminta daycare tersebut untuk dihentikan operasionalnya karena tidak memiliki izin. Mengapa daycare yang sangat tinggi popularitasnya bahkan di media sering menjadi viral dapat beroperasi secara illegal. 

Tentu menjadi peran penting oleh pemerintah setempat untuk melakukan evaluasi dan pengawasan pada kelompok sekolah yang beroperasi tanpa mengantongi izin. 

Bukan hanya persoalan penganiyaan namun juga soal kegiatan illegal yang dilakukan oleh daycare tanpa izin dari pemerintah setempat. Beroprasi tanpa izin pemerintah, owner meita juga memalsukan gelar yang disebutkan dalam media sosialnya.

Sejatinya mengasuh anak adalah tugas orang tua, namun sistem kapitalisme yang menuntut kebutuhan materi yang tinggi menyembabkan bekerja untuk memenuhi kebutuhan materi adalah prioritas yang utama. 

Kehadiran daycare yang awalnya menjadi solusi bagi para working mom menjadi dilemma lain karena takut akan kejadian serupa akan terjadi kepada buah hati tercinta. 

Selain pilihan pribadi, untuk memilih daycare, pemerintah juga harus aktif dalam kegiatan pengawasan dan evaluasi pada sekolah dan daycare, agar kejadian serupa tidak terjadi Kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun