Mohon tunggu...
Syantika
Syantika Mohon Tunggu... Freelancer - Ayo menulis

Menulis ternyata asyik

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Setelah Pensiun, Ngapain Ya?

3 Desember 2021   09:54 Diperbarui: 9 Desember 2021   15:00 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa itu yakni tahun 1983, jam kerja di kantor kami dimulai dari pagi pukul 07.00 WITA sampai sore pukul 16.00 WITA, sementara saat ini jam kerja kantorku berubah menjadi 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB dengan istirahat pukul 12.15-13.00 WIB. 

Ini berarti sejak dulu saat muda belia saya harus pintar-pintar membagi waktu antara pekerjaan kantor dan keluarga. 

Dengan upaya dan akrobat sedemikian rupa, saya bersyukur urusan rumah tangga dan kantor sampai saat ini bisa terlaksana dengan baik. Tentu ini tidak lepas dari bantuan anak-anak dan suami tercinta. 

Ilsutrasi memasuki masa pensiun | Dokumentasi pribadi
Ilsutrasi memasuki masa pensiun | Dokumentasi pribadi

Setelah kurang lebih 35 tahun mengabdi, tidak terasa, tahun depan yang akan datang sebentar lagi, tepatnya pada bulan Januari 2022, saya akan memasuki masa pensiun.

Tentu ada yang beranggapan bahwa saya sudah bisa rileks, sebab sebentar lagi sudah bulan Januari 2022, dan saya sudah pensiun. 

Nah, mohon maaf, anggapan ini sungguh salah. Sebab suka tidak suka, saya harus tetap rajin bekerja di kantor, karena justru bulan Desember ini merupakan bulan yang penting, genting, dan merupakan puncak dari seluruh aktivitas pengelolaan dana APBN. 

Itu bukan hanya untuk kantor saya saja loh ya, tapi juga untuk semua satuan kerja lainnya baik pusat maupun daerah.

Dengan latar belakang aktivitas tersebut, kini saatnya saya akan berbagi cerita tentang perasaan dan persiapan saya menghadapi masa pensiun yang harus saya hadapi pada bulan Januari 2022 yang akan datang.

Kembali kepada yang saya katakan terdahulu, terkait masalah pensiun, para bijaksana dalam berbagai cerita, berita, maupun fakta menyatakan bahwa masa pensiun itu bagaikan mata uang dengan dua sisi: sisi gelap dan sisi terang.

Dari sisi gelap, banyak orang yang menyatakan bahwa memasuki kehidupan di masa pensiun akan berubah menjadi suram ke arah gelap, karena mengalami paling tidak sepuluh hal berikut:

  • Kesepian dan tidak bisa lagi bertemu dengan teman-teman di kantor,
  • Tidak bisa lagi berseragam Kemenkeu/kantor,
  • Tidak lagi dianggap produktif,
  • Ada semacam post-power syndrome,
  • Kondisi kesehatan pensiunan biasanya semakin menurun, seiring dengan pertambahan usia,
  • Penampilan tidak menarik karena wajah dan tubuh melar dan makin banyak kerutnya,
  • Merasa semakin tidak berguna,
  • Mengalami stres tingkat dewa karena keuangan mengalami defisit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun