Sekitar satu tahun yang lalu viral berita tentang penemuan obat kanker dari tumbuhan bajakah, yang tumbuh di hutan tropis Kalimantan Tengah.Â
Penemuan atau lebih tepatnya presentasi ilmiah ini membawa Yazid, Aysa dan Anggina, yang merupakan siswa-siswi SMUN. 2 Palangka Raya menjuarai lomba World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan pada akhir bulan Juli 2019, mengalahkan peserta dari 22 negara lain, setelah sebelumnya memenangi lomba Youth National Science Fair 2019 (YNSF) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Mungkin ada  yang belum tahu apa dan bagaimana sebenarnya tumbuhan bajakah, baiklah saya jelaskan sedikit bagi para pembaca yang budiman.  Â
Bajakah adalah tumbuhan berbentuk sulur yang hidup di hutan tropis Kalimantan. Ukuran batangnya berdiameter sampai sekitar 6 cm, panjangnya bisa mencapai lebih dari 5 meter, melilit dan menggantung pada pohon-pohon besar. Sering digunakan oleh penduduk Kalimantan Tengah sebagai obat dengan cara minum air rebusan batang. Orang juga menyebut batang yang melilit ini sebagai akar Bajakah.
Bajakah memang sudah puluhan tahun diakui khasiatnya oleh masyarakat lokal suku Dayak Kalimantan Tengah sebagai penyembuh kanker, tumor, daging tumbuh, bisul dan berbagai penyakit lain.Â
Awalnya saya tidak begitu mempercayai hal itu, sampai  suatu kejadian yang dialami oleh seorang sahabat membuka mata saya bahwa ternyata hutan Kalimantan Tengah ini tidak hanya memiliki kekayaan alam yang tidak dimiliki oleh negara lain tetapi juga sumber obat-obatan untuk segala macam penyakit yang sangat dibutuhkan umat manusia.
Baiklah saya cerita dulu ya. Namaku Santi. Kejadian ini terjadi di tahun 2008. Aku memiliki seorang sahabat sejak SMU kami selalu berhubungan baik sampai saat ini. Via telepon, Â BBM (dulu belum ada WA) atau terkadang jika kami saling rindu kami janjian bertemu sambil ngopi bicara ngalor ngidul tentang segala sesuatu.Â
Terkadang  kami tidak berhubungan selama kurang lebih tiga bulan, karena aku yang sebelumnya tugas di Palangka Raya dipindahtugaskan ke Sampit. Sahabatku  itu sebut saja namanya Rika berdomisili di Palangka Raya.
Suatu hari Rika menelponku dan memintaku datang kerumahnya " Santi sahabatku, aku sakit, pulanglah ke Palangka Raya" katanya. Maka saat libur akhir pekan pun kusempatkan waktu untuk bertandang kerumahnya.
Saat ku memasuki kerumahnya kurasakan suasana rumah yang muram dan aku kaget sekali melihat perubahan yang terjadi pada Rika. Tubuhnya yang dulu agak gemuk  sintal mengurus dan layu, wajahnya sayu lelah dan tampak suram. Seolah disambar geledek tubuhku bergetar saat mendengar kata-kata lirih keluar dari bibirnya yang pucat,
"Aku kena tumor rahim, dokter kandungan memintaku segera operasi karena sudah sebesar genggam tangan tapi aku sudah bersumpah sampai akhir hayatku tidak sudi tubuhku kena pisau operasi. "aku menangis sambil memeluknya... sesaat kemudian dilepaskannya pelukanku...Â