Saya sempat berfikir akan menyerah. Teman-teman di kelas dan sekolah tak jarang membuat saya down dan patah semangat. Saya berharap menemukan sedikit dukungan di rumah, tapi mau bagaimana lagi orang tua juga kurang mendukung.
Pada titik ini, saya merasa saya memikul beban berat sendirian. Belum selesai, di tengah sedikit semangat yang tersisa untuk mengurus berkas, saya harus berurusan dengan polisi. saya ditilang dan hampir kecelakaan saat sedang dalam perjalanan mengurus pembuatan paspor.
Seiring berjalannya waktu, orang tua dan kakak saya pada akhirnya mendukung langkah yang saya ambil. Saya merasa mempunyai tenaga baru. Saya tidak sendirian. Semua urusan juga terasa lebih mudah. Saya pun berhasil berangkat ke Malaysia sebagai delegasi Indonesia dari Lampung untuk leadership dan entrepreneurship dan Tour training di Malaysia.
Saya perhatikan yang mengikuti program ini kebanyakan S1 dan bahkan S2. Namun, saya tidak minder walaupun saya masih SMA. Saya justru bersyukur. Saya semakin yakin bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini asalkan selalu berusaha dan pantang menyerah.
Perjuangan tersebut ditutup manis karena sekembalinya saya dari Malaysia, sekolah dan teman-teman menyambut saya dengan hangat dan penuh haru.
November, saya mendapatkan informasi beasiswa penuh Anchora Khazanah Foundation ke Malaysia. Saya mengumpulan berkas administrasi, apply, dan menunggu pengumuman. Saya yakin saya akan lolos. Tiba saat pengumuman, tapi sayang! saya dinyatakan tidak lolos.
Daripada bersedih, saya putuskan untuk apply semua beasiswa luar negeri mulai dari beasiswa IRLANDIA, SINGAPURA, JEPANG, TURKI, TAIWAN, ROMANIA, dan lain-lain. Dan dari semua beasiswa yang saya apply, semuanya GAGAL! saya tidak mau menyerah pasti ada jalan lain. Banyak jalan menuju Roma.
Baca juga: Cara Kuliah Ke Luar Negeri dengan Beasiswa
Saya evaluasi diri dan mempersiapkan lagi dokumen untuk apply beasiswa. Sembari itu, saya mendapat info bahwa ada bimbingan beasiswa ke luar negeri gratis dari sebuah komunitas beasiswa. Wah saya sangat bersemangat dan ingin mendapatkan bimbingan tersebut.
Saya dengar saingannya ribuan dan yang diambil hanya dua orang. whaattt!? Tapi menyerah bukan pilihan. Saya ikuti semua rule.
Tiba saatnya pengumuman dan saya terpilih. Saya memberitahu orang tua saya. beliau sangat senang, haru, dan menangis bahagia. Saya yakin ini petunjuk dari Allah SWT bahwa saya akan belajar di luar negeri.