Penurunan ini mungkin terjadi karena adanya mekanisme fermentasi serat larut  oleh mikrobiota usus halus. Fermentasi ini mengubah produksi asam lemak rantai pendek, menurunkan kadar asam asetat dan meningkatkan sintesis asam propionat. Hal ini  mengurangi sintesis kolesterol endogen  dan asam lemak bebas.
Para peneliti percaya bahwa serat dapat menurunkan kadar kolesterol darah lebih dari 5%. Serat di saluran pencernaan  mengikat garam empedu, yang  dikeluarkan melalui tinja. Peningkatan ekskresi kolesterol melalui feses mengurangi jumlah  kolesterol yang mencapai hati, sehingga terjadi peningkatan penyerapan kolesterol ke dalam darah dan sintesis asam empedu.
Selain menurunkan kolesterol, serat  juga  meningkatkan sensitivitas insulin, merangsang efek hormonal dengan menurunkan sekresi insulin, meningkatkan oksidasi lemak, dan mengurangi penyimpanan lemak melalui peningkatan rasa kenyang. Meningkatkan konsumsi serat sekaligus mengurangi konsumsi kalori merupakan strategi yang baik untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kontrol glikemik.
Mengonsumsi serat mempunyai banyak manfaat, antara lain menurunkan kadar kolesterol  darah, melancarkan pencernaan, mengurangi risiko kanker usus besar, berperan sebagai prebiotik dalam pencernaan, mengendalikan kelebihan berat badan dan obesitas, serta menurunkan kadar gula darah.
DAFTAR PUSTAKA
Han, S., Jiao, J., Zhang, W., Xu, J., Wan, Z., Zhang, W., ... & Qin, L. (2015). Dietary fiber prevents obesity-related liver lipotoxicity by modulating sterol-regulatory element binding protein pathway in C57BL/6J mice fed a high-fat/cholesterol diet. Scientific Reports, 5(1), 15256.
Sinulingga, B. O. (2020). Pengaruh konsumsi serat dalam menurunkan kadar kolesterol. Jurnal Penelitian Sains, 22(1), 9-15.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H