Mereka seolah tidak mengakui adanya ruang-ruang yang besar diluar ruangan (tempurungnnya), bahkan kebanalannya mengikis fakta bahwa diluar dirinya ada entitas yang lebih besar dan tinggi dari dirinya.
Sementara burung, mereka adalah sekawanan yang jalur pencahariannya luas. Mereka tidak akan merasa bahwa mereka yang paling autentik, memiliki eksistensi, dan berhak mengakses serta membicarakan perkara-perkara yang benar. Mereka memahami bahwa kebenaran keberadaan segala yang ada di luarnya begitu nyata.
Bagi mereka, kehidupan bukan soal benar dan salah, tetapi bagaimana merumuskan formulasi universal yang bisa dijadikan pegangan oleh setiap entitas yang berbeda agar bisa hidup berdampingan.
Alam terlalu luas dan liar untuk ditaklukan dengan ego-pengetahuan dan self-interest. Terlalu dini untuk menganggap diri yang paling autentik. Apalagi dengan anggapan itu, kita secara mudah menganggap bahwa entitas lain adalah kebalikan dari kita.
Komplotan burung memiliki pandangan yang luas seluas pengalaman perjalannya. Di persinggahan mereka berdialog dengan sekawanan lain dan realitas kebudayaan yang hidup sekitar mereka.
Mereka mempelajari semua komponen hidup di sekitar wilayah perkelanaannya dan mencatatnya sebagai bagian kesejarahan yang dijadikan sebagai suplemen kebijaksanaan. Mereka mengerti bahwa setiap entitas memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda.
Dengan itu, kita tidak boleh melihat dan menilainya berdasarkan kesadaran serta kalkulasi kebudayaan yang kita punya. Kebudayaan dibentuk (making), bukan diturunkan atau diberikan (giving). Maka, perlu mengacu pada kesempurnaan kesejarahan serta gelombang pemicunya.
Sekawanan burung, merasa bahwa menghakimi sejarah, psiko-sosial, psiko-cultur, dan psiko-politik sekawanan lain adalah kebodohan yang tidak perlu dilakukan.
Mereka merasa menikmatinya sebagai sebuah keragaman kebudayaan dan tradisi adalah pilihan yang paling tepat.
Toh, juga sekawanan lain tidak mengganggu rancang bangun peradaban yang mereka bentuk dari fondasi keyakinannya.
Gubuk Peradaban
Syamsurijal Al-Gholwasy