Mohon tunggu...
Syamsul Bahri
Syamsul Bahri Mohon Tunggu... Administrasi - coretan seadanya berawal dari minum kopi.

Menulis untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sepucuk Surat dari Milan, Italia

16 Maret 2020   16:01 Diperbarui: 16 Maret 2020   16:14 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kota di Italia yang lagi lockdown (foto: majalah.tempo.co)

Begitulah judul video yang diunggah di Youtube oleh Cordova Media yang bersumber dari Teller Report, Riyadh Connect. Surat yang berisikan cerita seorang warga di Milan, salah satu kota di Italia yang menjalani lockdown akibat Covid-19. Di Eropa, Italia merupakan negara terparah yang terkena dampak virus tersebut. 

Di awal video digambarkan, beberapa warga yang menggunakan masker sedang berbicara dengan seorang petugas yang sedang mengawasi penerapan lockdown di negara itu. 

"Sepucuk Surat dari Italia, Salam Damai untuk Semuanya" menjadi tulisan pembuka pada video tersebut.

Video yang diupload di Youtube pada tanggal 15 Maret 2020 itu, telah ditonton sebanyak 7.704 orang. 

Berikut surat lengkap pada video yang berdurasi 4 menit 26 detik tersebut :

Kami tinggal di Milan, Italia. Kami akan membagikan cerita kepada Anda,"Bagaimana kehidupan di sini, di Milan" Selama masa-masa sulit ini. Dan Saya merasa bahwa kalian harus belajar dari kesalahan kami dan bagaimana konsekuensi hidup seperti ini.

Kami saat ini hidup dalam karantina. Kami tidak boleh berada di jalan-jalan. Polisi terus berkeliling dan menangkap siapapun yang keluar dari rumahnya. Semuanya ditutup! tempat kerja, mall, pertokoan.Di jalan-jalan tidak ada orang.

Italia adalah negara yang hidup dimana ia bertransformasi dari satu momen ke momen lainnya. Dan saat ini kami seolah-olah hidup dalam negara perang. Ini adalah fakta. Saya tidak pernah berpikir sebelumnya akan hidup seperti ini.

Orang-orang kebingungan, sedih, gelisah dan tak berdaya. Terkadang mereka tak memahami bagaimana bisa realita ini terjadi dan bertanya-tanya kapankah gerangan mimpi buruk ini akan berakhir.

Pada awal-awal (kasus virus Corona ini muncul), orang-orang menjalani hidupnya seperti biasa, pergi bekerja, pergi ke tempat-tempat hiburan. Mereka berkumpul bersama teman-teman, berkumpul bersama dalam jamuan makan. 

Ternyata Kami semua keliru. Demikian pun Anda! Maka Saya mohon pada kalian. Berhati-hatilah. Ini bukanlah candaan atau sekedar lucu-lucuan! Lindungi orang yang Anda cintai, orang tua dan nenek kakek kalian! Penyakit ini sungguh rentan bagi (orang seusia) mereka.

Sekitar 200 orang meninggal setiap harinya. Ini bukan karena obat-obatan di Milan tidak bagus, justru sebaliknya obat-obatan kami salah satu yang terbaik di dunia, namun tidak ada tempat merawat mereka! Dokter memilih siapa yang akan mati.

Ini semua bermula dari kecorobohan masyarakat, yang memutuskan untuk melanjutkan aktivitas sebagaiman biasanya, walaupun situasinya telah berbeda.

Tolonglah belajar dari kesalahan kami. Negara kami adalah negara kecil yang mungkin saja berakhir karena adanya tragedi besar ini. Perhatikan baik-baik sekarang! Jangan keluar dan pergi ke tempat-tempat keramaian! Jangan makan di tempat-tempat publik! Tinggallah di rumah selama periode waktu ini.

Dengarkan petunjuk pemerintah! Berbicara dengan yang lain dari jarak 1 meter, jangan mendekat, jangan berpelukan! Cari upaya-upaya tambahan dan pencegahan! Belajarlah dari kesalahan orang lain!

Kami merekomendasikan Anda untuk mengkonsumsi Vitamin C guna memperkuat sistem imun. Bantulah para profesional untuk mencegah penyebaran epidemi ini. 

Di Italia, seluruh negeri telah terisolasi, artinya 60 juta orang dikarantina! Ini sebenarnya bisa dicegah jika diawal orang-orang mendengar instruksi. jagalah dirimu dan orang-orang yang Anda sayangi!

Demikian isi lengkap surat tersebut yang menurut saya, pesan penting untuk kita semua terdapat di paragraf terakhir tulisan ini. 

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun