Mohon tunggu...
Syamsul Alam
Syamsul Alam Mohon Tunggu... Wiraswasta - CODEV.id

Manusia normal

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tanggulangin Sidoarjo, Surga Koper & Tas Home Industri Murah!

27 November 2015   21:03 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 1947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jadi ini cerita tentang pengalaman saya beberapa hari yang lalu, ketika diajak oleh teman saya, Wasil, ke Tanggulangin untuk membeli dompet hp untuk ayahnya.

Pendahuluan sebelum saya lanjutkan cerita saya, Wasil ini anak Surabaya, dia jarang main ke Sidoarjo kecuali pada waktu itu. Karena saat itu dia sedang magang di tempat saya (Sidoarjo). Kebetulan ayahnya ingin agar dia membelikan dompet hp, karena milik ayahnya yang lama sudah rusak. Karena kebetulan di Sidoarjo, dan di Sidoarjo ada Tanggulangin sentra penjualan tas dan koper, Wasil malah yang mengajak saya ke sana, guna mencari dompet hape tersebut.

Saya sebenarnya yang orang Sidoarjo ini justru malah tidak pernah ke Tanggulangin sama sekali. Jadi sama-sama tidak tahunya. Mulailah petualangan kita mencari dompet hape termurah di wilayah tersebut. Karena Tanggulangin adalah kota produksi, kita tentu berasumsi bahwa kita bisa dapatkan dompet hape kualitas bagus dengan harga murah donk di situ...

Jadi, kita sepeda motoran, keliling wilayah tersebut, keluar masuk toko dompet, melihat-lihat, membandingkan harga dan keluar toko. Kita lakukan itu untuk sekitar 3 - 4 toko hingga kita sampai ke satu toko dimana kita tahu toko tersebut harganya fair, dan kualitas-nya baik.

Sebenarnya mudah saja untuk tahu penjual yang menjual barangnya dengan fair atau tidak di tempat seperti itu. Tanyakan saja harga produk yang ada, dan takuti dengan, "Ha? Temenan semene ta iki regane? Ga iso luwih murah ta?" (Ha? Benar segini kah harganya? Tak bisa lebih murah kah?)

Penjual yang menjual dengan harga fair biasanya alih-alih langsung menurunkan harga, biasanya bilang, "Ini sudah murah mas, ini bahannya begini dan begini. Kalau pingin murah yang ini harganya segini. Dlsb."

Sementara yang memberi harga tidak fair, atau overprice biasanya langsung menurunkan harga ketika digertak seperti itu. Dan harga pasti langsung turun drastis. Dan yang seperti itu merupakan sinyal bagi kita untuk segera keluar dari toko tersebut.

Hingga kita sampai di satu toko di Kludan, dimana tokonya lumayan besar, dengan bapak dan ibu suami istri sebagai penjaga toko. Wasil yang memang niatnya bealnja dompet hapepun kelihatan senang karena ia sudah temukan toko yang cocok dengan seleranya, dan sambil menunggu saya putuskan untuk putar-putar keliling toko melihat aneka produk yang ditata rapi di sana.

Tanggulangin memang lebih terkenal sebagai kota penghasil tas dan koper, tapi anda bisa temukan hampir semua yang terbuat dari kulit di sana. Anda bisa temukan jaket, dompet, sabuk, sepetu, aneka ragam tas untuk gender apapun dan keperluan apapun, dan aneka ragam koper untuk berbagai macam keperluan juga, dan lain sebagainya.

Jadi saya berputar, berputar, dan berputar, lihat sepatu bagus, coba, lihat koper bagus tanya, sambil manggut-manggut ketika dijawab. Karena memang bagus kualitasnya, meski saya tidak sedang akan beli karena tidak bawa uang. Toh hanya tanya kan tidak bayar toh?

Hingga saya sampai ke tengah toko, dimana ada tas punggung besar, yang cocok untuk acara saya beberapa hari kedepan di Madiun. Saya akan jalan-jalan ke Madiun dalam beberapa hari kedepan untuk beberapa hari, karenanya saya butuh tas yang mobile, dan saya lihat tas tersebut sempurna untuk keperluan saya.

"Berapa bu tas ini harganya?" Tanya saya.

"Rp 240 ribu. Tapi tak diskon wes, Rp 210 ribu aja boleh."

"Rp 210 ribu bu?" Ujar saya setengah tak percaya. Saya sering jalan-jalan ke mall, dan saya tahu tas dengan ukuran seperti ini dan kualitas seperti ini mudah saja sampai ke kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu. "Oke bu, saya kapan-kapan tak kesini lagi beli ini. Sekarang nggak bawa uang soalnya."

"Iya mas monggo lihat-lihat dulu."

Saya lanjutkan main-main saya di toko tersebut, menjelajah koper-koper, melihat tas wanita yang unik, tas sekolah model koper yang lucu, dan macam-macam produk lain di toko tersebut. Puas, saya kembali ke kasir dimana Wasil masih membanding-bandingkan dompet hape yang paling cocok dengan budget dan selera dia.

Karena masih harus menunggu, saya ajak ngobrol bapak pemilik toko. Saya tanyakan tentang tokonya, tanyakan tentang produknya, dan selidik-selidik, ternyata tokonya juga menangani pembuatan custom untuk tas dan koper secara grosir. Tentu saja desain bisa kita pilih dengan budget yang bisa juga disesuaikan.

Wow... potensi besar untuk saya yang pemasar online ini.

Sambil ngobrol, tanpa saya sadari Wasil sudah menunggu disamping saya dengan belanjaannya.

"Wes ta?" Ujar saya.

"Wes. Balik ta?" Tanyanya balik. Dan kita berdua berjalan ke motor setelah sebelumnya berpamitan ke bapak ibu penjaga toko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun