Mohon tunggu...
Syamsuddin Juhran
Syamsuddin Juhran Mohon Tunggu... Oposisi Intelektual -

Ilustrasimu, Imajinasiku . . .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fatimah Az-Zahra: Perempuan, Perlawanan, dan Disposesi

1 April 2016   08:28 Diperbarui: 1 April 2016   08:43 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika melihat track opini diatas yang didomanasi he-story barat, seolah-oleh tidak ada harapan untuk perempuan menjadi mahluk yang bermanfaat, seolah-oleh perempuan dan laki-laki tidak lahir dari hakikat yang sama selalu dihadap-hadapkan dan dipertentangkan, sehingga mematikan cela untuk perempuan dan pria bisa hidup berdampingan.

 

Perbedaan disparitas antara perempuan dan laki-laki, dapat dilihat dari upaya barat dalam membentuk satu determinasi (kecendrungan) keseragaman, identik, dan fungsi perempuan dan laki-laki yang mengabaikan perbedaan alamiah dan bawaan. Kita bisa pahami bahwa disparitas yang dibangun oleh mereka adalah terkait respon terhadap ketidakadilan yang dicatat dalam kelam sejarah eropa di abad pertengahan. Patut untuk kita sesalkan. !!!

 

Perlawan Perempuan; Keadilan dan Hak.

Membahas perempuan kita awali dengan membahas ihwal fitrah yang mendarah di dalam diri manusia (perempuan dan laki-laki). Firtah adalah Sesuatu yang niscaya dengan ragam potensial, ia bisa saja aktual dengan beragam metafora seperti ‘kekuasan, ekonomi, kreativitas, pendidikan’ sebagai wadah eksistensinya.

Pertanyaan kemudian apakah perempuan dan pria memang terlahir dari hakikat yang berbeda, atau dari hakikat yang sama? Kedua, apakah perempuan itu sebanding atau sama dengan pria? Ketiga, bagaimana Islam memandang probelamatik ini dan melihat visi eskatologi perempuan?

Keadilan dan Hak merupakan sesuatu yang telah lama eksis dalam diri manusia sebagi fitrah yang suci, apapun bentuk sebuah norma yang berlaku tidak perna akan merubah realitas keadilan dan hak itu sendiri.

 

Keadilan tidak berkaitan dengan sentimen apapun, tetapi dengan sesuatu yang lain yaitu hak alamiah individu, begitulah ungkapan Herbert spancer yang mengindikasikan bahwa keadilan memiliki eksistensi yang riil dan merupakan hak asasi setiap manusia.

Maka perempuan dan laki-laki dalam sudut pandang tersebut sama dalam keniscayaan Potensi/fitrah, sebagaimana Islam juga meyakini dan memberikan wadah untuk aktualnya Keadilan dan Kesetaraan Hak antara Perempuan dan laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun