Mohon tunggu...
Syamsuddin Din
Syamsuddin Din Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP NEGERI 2 LABUAPI LOMBOK BARAT NTB. di sekolah saya diberi amanah menjadi Urusan Humas.

Saya adalah Guru pendidikan Agama Islam, yang memiliki hobi renang di laut, petualang di gunung dan bersepeda.. saya memiliki satu istri dan empat orang anak yang terdiri-dari dua orang laki-laki dan dua orang perempuan.Kepribadian agamais dan mencintai persahabatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Modul 3.3 Pemimpin dalam Pengelolaan Program yang Berdampak kepada Murid

15 Maret 2023   20:59 Diperbarui: 15 Maret 2023   21:13 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model 1 : Model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) Yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.

 Dalam menulis refleksi Modul 3.3 ini,  saya akan menuliskan apa yang telah saya lakukan selama dua minggu ini, hal apa yang menarik yang saya temui, dan pembelajaran apa saja yang saya peroleh, serta rencana selanjutnya yang akan saya lakukan pada minggu selanjutnya. Jurnal refleksi minggu ini saya menggunakan model 1 yaitu 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.

1. Facts (Peristiwa)

Setelah melewati berbagai  Program Guru Penggerak ini,banyak ilmu yang dapatkan, baik dalam hal manajemen waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sempat tertunda, maupun materi terakhir pembelajaran modul 3.3 tentang pemimpin dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, karena modul ini merupakan paket modul terakhir pembelajaran Calon guru penggerak Angkatan ke 6 Kabupaten Lombok Barat  melalui LMS.

Aktivitas Pembelajaran yang saya lakukan bersama rekan CGP adalah sama seperti pada modul-modul sebelumnya yakni melalui  tahapan/alur  MERDEKA, mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep dengan memperdalam pemahaman tentang program yang sudah dilakukan di sekolah dan diskusi kelompok pada forum  diskusi elaborasi konsep, Kegiatan diskusi kelompok dilanjutkan pada ruang kolaborasi bersama rekan CGP dan presentasi kelompok serta unggah hasil kelompok bersama rekan CGP dan fasilitator saya Bapak H. Ratno, S.pd., M.Pd, sangat mencerahkan saya.  saya terinspirasi untuk membuat program berkelanjutan yang tidak hanya sekedar nama program saja, namun sebuah program yang akan dilakukan secara bertahap dan terus menerus agar terwujudnya kepemimpinan murid (student agency). Selanjutnya kami masuk dalam  ruang kegiatan demonstrasi  Kontekstual. Demonstrasi kontekstual merupakan rancangan program yang berdampak pada murid dengan menggunakan pemenuhan tahapan BAGJA .

BAGJA merupakan singakatan dari buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi jabarakan rencana dan atur eksekusi. Setelah penyelesaian demonstrasi kontekstual,  kami diarahkan untuk mempertajam dan memperdalam  lagi pemahaman kami tentang materi  modul 3.3 ini tentang pemimpin dalam pengelolan program yang berdampak pada murid, dalam kegiatan elaborasi pemahaman bersama instruktur kami yang sangat cerdas dan inspiratif  Bapak Fathuddin Mukhtar.  Selanjutnya kami CGP Angkatan ke 6 Kabupaten Lombok Barat  menggambarkan kaitan antar materi dalam modul 3.3 yang biasa kami sebut dengan istilah koneksi antar materi. Koneksi ini berisikan tentang penjelasan judul latar belakang serta keterkaitan dengan modul sebelumnya. Keterkaitan dengan materi sebelumnya adalah pemetaan sumberdaya dengan program sekolah. Dimana asset yang dimiliki oleh sekolah perlu dikelola dengan baik untuk menggali potensi yang ada pada murid sehingga tujuan dan cita-cita  pendidikan tercapai sesuai kodrat alam dan zaman murid sebagaimana cita-cita Ki Hajar Dewantara bapak pendidikan Nasional. Asset sekolah tersebut adalah modal manusia,modal sosial, modal fisik, modal lingkungan,modal financial,modal politik, modal agama dan budaya.

2. Feelings (Perasaan)

Perasaan yang  saya alami pada minggu ini adalah minggu yang membahagiakan yang bercampur rasa sedih. Perasaan bahagia dan senang karena meskipun banyak tugas yang harus saya kerjakan, dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan Alhamdulillah dalam keadaan sehat. saya juga merasa tertantang ketika saya mempelajari  pengelolaan program yang berdampak pada murid ini, karena kita membuat program yang berdampak kepada murid bersama rekan CGP, belajar bagaimana menyusun sebuah program pengembangan sekolah yang mewujudkan student agency, melalui prakarsa perubahan tahapan BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan atur eksekusi). Saya berupaya akan adanya perubahan sebagai guru sebelum dan sesudah mengikuti PGP karena amanah dan  tugas sebagai Guru Penggerak sangatlah luar biasa terutama dalam  mengimplementasikan Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid. Adapun hal yang membuat saya sedih  adalah pada minggu ini merupakan vicon terakhir kami dengan Fasilitator kami yaitu Bapak H.Ratno, S.pd., M.Pd. yang selama kami memfasilitasi kami dalam program guru penggerak dengan   sabar dan  telaten membimbing kami dalam mengerjakan tugas-tugas di LMS. Meskipun kami belum pernah bertemu dengan beliau secara langsung, akan tetapi kedekatan rasa persaudaraan antara Fasilitator dan semua CGP di kelas kami terasa mendalam. Semoga suatu saat nanti kami para CGP dapat  dipertemukan dengan beliau secara langsung dalam keadaan sehat walafiat, Amin.

3. Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran penting dalam modul 3.3 ini telah menambah pemahaman saya dan CGP lain terutama pemahaman bahwa  sebuah program yang dirancang dan dibuat perlu memuat contents voice/suara, choice/pilihan dan ownership/kepemilikan murid.  Hal  yang dilakukan dalam membuat program yang berdampak pada murid adalah dengan maping asset/ strengthness / potensi yang dimiliki oleh sekolah dengan tepat. Maping asset yang tepat dan akurat akan memudahkan optimalisasi program kegiatan sehingga dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kendala yang berarti. Optimalisasi asset yang benar tentunya memudahkan dalam mewujudkan visi-dan misi sekolah.

Modul ini juga menambah pengetahuan dan  wawasan kami sebagai CGP untuk mengelola sebuah program yang berdampak pada murid dengan strategi MELR( monitoring, evaluation, learning and reporting),  mengkaji dan menganalisis SWOT (strengths,weakness,opportunities,threats) pada rencana program yang dibuat. Analisis SWOT (kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman) ini pun bermamfaat untuk meminimalisir resiko dalam menjalankan program yang berdampak pada murid khususnya di SMP Negeri 2 Labuapi Lombok Barat.

Akhirnya kami menyadari bahwa pembelajaran modul 3.3 ini merupakan point yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam pembelajaran dalam rangka lebih berkreasi dan berinovasi serta bersinergi untuk mengembangkan asset yang ada di sekolah. Program yang terkelola dengan baik akan berdampak pada merdeka belajar dan tentunya akan melahirkan murid yang berprofil pelajar Pancasila.

4 Future (Penerapan)

Rencana kedepan dengan materi yang sudah didapat sebagai CGP akan mengimplementasikan yang saya dapat di sekolah dan berusaha sharing dengan rekan-rekan sejawat  baik dalam menyusun sebuah program yang berpihak kepada murid seperti rancangan yang  tentunya perlu memuat contents voice/suara, choice/pilihan dan ownership/kepemilikan murid, maupun dalam melakukan refleksi kegiatan. Dampak baiknya  jika ada kendala yang ditemui kami CGP sudah tahu bagaimana meminimalisir resiko yang didapat. Tugas kita sebagai guru , Kepala sekolah, dan rekan sejawat adalah sesungguhnya mendorong anak untuk menjadi student agency (kepemimpinan murid) dengan memanfaatkan aset yang ada di sekolah. jika selama ini murid hanyalah objek dari program kegiatan sekolah , maka melalui modul 3.3 ini saya memahami bahwa murid adalah pemilik program ini sebenarnya. Program yang berdampak untuk murid itu sebenarnya program yang berasal dari murid, oleh murid, dan untuk murid.

Program yang kita rancang baik itu intra kurikuler, ko-kurikuler, atau ektra kurikuler, maka murid yang menjadi pertimbangan utama. Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa dapat mempengaruhi sebuah program , dan rasa memiliki itu disebut agency. Saat muridlah yang menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka mereka sebenarnya memiliki suara (Voice, pilihan (choice), dan kepemilikan (Ownership) dalam proses pembelajaran mereka.

Penerapannya yang harus dilakukan adalah menyusun pemetaaan aset/kekuatan yang dimiliki sekolah dan diwujudkan melalui prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA. Terakhir, izinkan saya mengutip perkataan dari Bapak Menteri kemendikbudristek Bapak Nadiem Makarim bahwa perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama.

"Perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama." Nadiem Makarim.

Salam Guru Penggerak!

Tergerak, Bergerak , dan Menggerakkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun