Mohon tunggu...
Syamsuddin Din
Syamsuddin Din Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP NEGERI 2 LABUAPI LOMBOK BARAT NTB. di sekolah saya diberi amanah menjadi Urusan Humas.

Saya adalah Guru pendidikan Agama Islam, yang memiliki hobi renang di laut, petualang di gunung dan bersepeda.. saya memiliki satu istri dan empat orang anak yang terdiri-dari dua orang laki-laki dan dua orang perempuan.Kepribadian agamais dan mencintai persahabatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Modul 3.3 Pemimpin dalam Pengelolaan Program yang Berdampak kepada Murid

15 Maret 2023   20:59 Diperbarui: 15 Maret 2023   21:13 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya kami menyadari bahwa pembelajaran modul 3.3 ini merupakan point yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam pembelajaran dalam rangka lebih berkreasi dan berinovasi serta bersinergi untuk mengembangkan asset yang ada di sekolah. Program yang terkelola dengan baik akan berdampak pada merdeka belajar dan tentunya akan melahirkan murid yang berprofil pelajar Pancasila.

4 Future (Penerapan)

Rencana kedepan dengan materi yang sudah didapat sebagai CGP akan mengimplementasikan yang saya dapat di sekolah dan berusaha sharing dengan rekan-rekan sejawat  baik dalam menyusun sebuah program yang berpihak kepada murid seperti rancangan yang  tentunya perlu memuat contents voice/suara, choice/pilihan dan ownership/kepemilikan murid, maupun dalam melakukan refleksi kegiatan. Dampak baiknya  jika ada kendala yang ditemui kami CGP sudah tahu bagaimana meminimalisir resiko yang didapat. Tugas kita sebagai guru , Kepala sekolah, dan rekan sejawat adalah sesungguhnya mendorong anak untuk menjadi student agency (kepemimpinan murid) dengan memanfaatkan aset yang ada di sekolah. jika selama ini murid hanyalah objek dari program kegiatan sekolah , maka melalui modul 3.3 ini saya memahami bahwa murid adalah pemilik program ini sebenarnya. Program yang berdampak untuk murid itu sebenarnya program yang berasal dari murid, oleh murid, dan untuk murid.

Program yang kita rancang baik itu intra kurikuler, ko-kurikuler, atau ektra kurikuler, maka murid yang menjadi pertimbangan utama. Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa dapat mempengaruhi sebuah program , dan rasa memiliki itu disebut agency. Saat muridlah yang menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka mereka sebenarnya memiliki suara (Voice, pilihan (choice), dan kepemilikan (Ownership) dalam proses pembelajaran mereka.

Penerapannya yang harus dilakukan adalah menyusun pemetaaan aset/kekuatan yang dimiliki sekolah dan diwujudkan melalui prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA. Terakhir, izinkan saya mengutip perkataan dari Bapak Menteri kemendikbudristek Bapak Nadiem Makarim bahwa perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama.

"Perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama." Nadiem Makarim.

Salam Guru Penggerak!

Tergerak, Bergerak , dan Menggerakkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun