Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kolaborasi antara Orangtua dan Guru Belum Terjalin Optimal, Mengapa?

21 November 2023   10:05 Diperbarui: 21 November 2023   10:15 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Kolaborasi antara Orangtua dan Guru Belum Terjalin Optimal, Mengapa?

Kolaborasi  orangtua  dan guru dalam pelaksanaan pendidikan adalah suatu keniscayaan. Karena pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, keluarga dan masyarakat. Hal ini telah ditegaskan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara melalui konsep trisentara pendidikan atau tri pusat pendidikan.

Sayangnya kolaborasi  antara orangtua  dan guru atau sekolah dan keluarga belum terjalin secara optimal. Sehingga kolaborasi yang diharapkan membawa hasil yang baik dalam proses pendidikan belum solid. Artinya realisasi tidak semudah konsep dan rencana.

Akar masalahnya antara lain keengganan sebagian orangtua dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Sebaliknya pihak sekolah dan atau guru juga enggan melibatkan orangtua dalam pembelajaran dan pendidikan. Kalaupun ada kolaborasi baru sebatas formalitas dan belum terlaksana dengan baik. Sehingga kolaborasi yang dicanangkan juga belum solid.

Apa Sebabnya?

Keengganan para pihak baik guru maupun untuk berkolaborasi secara solid dan serius disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

  • Anggapan sebagian orangtua, pembelajaran dan pendidikan formal merupakan tugas sekolah secara penuh
  • Kekhawatiran guru bahwa keikutsertaan orangtua dapat mengganggu program sekolah
  • Kekhawatiran guru bahwa pelibatan orangtua dalam pembelajaran dan pendidikan menambah beban kerja guru
  • Komite sekolah sebagai jembatan komunikasi dan kolaborasi tidak berfungsi dengan baik

Berikut uraian singkat masing-masing penyebab tersebut:

Pembelajaran adalah Tugas Sekolah

Kendala utama terjalinnya kerja sama yang baik dan kolaborasi yang optimal dan antara orangtua dan  guru  adalah kesalah pahaman sebagian orangtua tentang. Kesalahpahaman tersebut adalah anggapan bahwa pembelajaran dalama pendidikan formal di sekolah merupakan tugas dan tanggung jawab guru dan pihak sekolah sepenuhnya. Sehingga orangtua tidak perlu terlibat secara aktif dan langsung dalam pembelajaran anak.

Anggapan ini tentu saja kurang tepat. Karena kedudukan orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak tidak dapat digantikan oleh apapun dan siapapun. Orangtua dan atau keluarga bagian penting tiga sentra atau pusat utama pendidikan. Walaupun anak menjalani pendidikan di sekolah tapi saat kembali ke rumah tanggung jawab pendidikan terletak di pundak orangtua.

Guru Khawatir Orangtua Menggangu Program Sekolah

Kendala lain bagi terlaksananya kolaborasi yang solid antara guru dan orangtua kadang datang dari pihak sekolah atau guru. Guru atau sekolah enggan berkolaborasi dengan orangtua dalam pelaksanaan dan pembelajaran karena guru khawatir keterlibatan orangtua secara aktif dan langsung dalam pembelajaran dan pendidikan justeru akan mengganggu program sekolah.

Kekhawatiran tersebut mungkin wajar dan beralasan. Misalnya pernah terjadi satu dua kasus ada orangtua yang terkesan seperti ''merusak sistem" dan atau mengganggu program sekolah. Sehingga pihak sekolah atau guru memilih menghindari masalah dengan cara tidak melibatkan orangtua.

Hal itu sebenarnya dapat diatasi dengan komunikasi dan aturan main yang jelas. Seperti memperjelas batasan-batasan yang dapat dimasuki dan dilakukan oleh orangtua dalam program tersebut. Selama ada komunikasi dan kejelasan program maka kekhwatiran tersebut dapat diantisipasi sejak awal. Sehingga kolaborasi antara orangtua dan guru dapat terjalin optimal.

Beban Kerja Guru Bertambah?

Faktor lain yang menyebabkan pihak sekolah atau guru enggan berkolaborasi dengan orangtua adalah anggapan bahwa hal itu menambah beban kerja guru. Karena selain mengajar, guru juga harus berkoordinasi dan berkomunikasi secara intens dengan orangtua.

''Kita sudah lelah seharian dan sepekan mengajar di kelas dan mengurus adminisrasi pembelajaran, masak harus komunikasi dan koordinasi lagi dengan orangtua? Itukan  tugas wali kelas, itu jobdes humas", ungkap sebagian oknum guru yang menganggap kolaborai guru-orangtua menambah beban kerja guru.

Memang sepintas program kolaborasi guru dan orangtua menjadikan guru memiliki aktivitas baru dalam pembelajaran. Tapi sesungguhnya hal itu bukan beban, justru komunikasi dan koordinasi dengan orangtua dalam rangka membangun kolaborasi yang solid akan meringankan beban kerja guru dalam mengajar.

Misalnya dengan komunikasi dan kolaborasi guru dapat mengetahui kendala dan problem siswa dalam belajar. Dengan kolaborasi juga guru dapat mengenali gaya belajar anak setelah mendapatkan informasi dari orangtua. Kolaborasi juga menjadi jembatan komunikasi guru dan orangtua dalam mengatasi dan menyelesaikan kendala anak dalam belajar.

Komite Sekolah tidak Berfungsi Maksimal

Selain faktor-faktor di atas, faktor lain yang juga menjadi penyebab lemahnya kolaborasi guru dan orangtua adalah lemahnya fungsi dan peran komite sekolah. Padahal idealnya sekolah merupakan jembatan komunikasi antara pihak sekolah dan keluarga. Komite dibentuk sebagai representasi orangtua untuk menjadi mitra sekolah dalam penyelenggaraaan pendidikan dan pelaksanaan pembelajaran.

Tapi tidak jarang keberadaan komite hanya sebatas formalitas. Komite dibentuk hanya untuk kepentingan formalitas. Komite hanya teribat dan atau dilibatkan untuk urusan-urusan administrasi yang terbatas. Seperti tanda tangan berkas administrasi yang mempersyaratkan tanda tangan komite. Atau komite hanya menggelar rapat rutin satu dua kali dalam satu semester.

Padahal idealnya komite seharusnya berdaya dan atau diberdayakan untuk memperkuat kemitraan dan kolaborasi sekolah dan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan. Komite sekolah lah yang seharusnya menginisiasi kolaborasi yang kuat dan solid antara guru dan orangtua. Sehingga kolaborasi guru dan orangtua terjalin secara kuat dan solid.

Solusinya: Komunikasi, Komunikasi, Komunikasi

Lalu apa solusi dari kendala di atas. Solusi yang pertama adalah komunikasi. Kemudian yang berikutnya adalah komunikasi. Dan yang terakhir adalah komunikasi. Mulai dengan komunikasi, lalu komunikasi, selanjutnya komunikasi, dan yang terakhir komunikasi.

Dan pihak sekolah seharunya yang memulai mengambil inisiatif dan komunikasi tersebut. Selamat hari guru nasional 2023. Selamat berkolaborasi. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun