"Man shama Ramadhana tsumma atba'ahu sitta[n] fa dzaka shiyamud Dahr[i]".
"Barangsiapa yang puasa Ramadan kemudian mengikutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka itu sama dengan puasa setahun penuh". (terj. HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah".
Ramadan berlalu denga  berbagai kesan suka cita yang menyertainya. Lalu apa setelah Ramadan? Yang pasti, semua berharap  semoga setelah Ramadan tetap istiqamah dalam kebaikan dan ketaatan pada Allah.
Setelah puasa Ramadan masih ada puasa-puasa sunnah sepanjang tahun. Mulai dari puasa sunnah rutin pekanan, bulanan sampai puasa sunnah pada momentum tertentu. Puasa sunnah rutin harian seperti puasa Daud; sehari puasa, sehari berikutnya tidak puasa, berikutnya puasa lagi. Yakni selang-seling. Puasa ini disebut kanjeng Nabi sebagai puasa sunnah terbaik.
Sedangkan puasa rutin pekanan seperti puasa sunnah pada hari Senin dan atau hari Kamis. Dua puasa ini masyhur dengan sebutan Puasa  Senin Kamis. Rasul menyenangi berpuasa pada hari Senin karena Senin merupakan hari kelahiran beliau. Sementara puasa Kamis karena Kamis merupakan hari diangkatnya amalan kepada Allah Tuhan semesta alam.
Adapun puasa sunnah pada momentum tertentu seperti puasa Syawal 6 hari di bulan Syawal. Yakni puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Syawal sebagai bagian dari puasa Ramadan. Ada pula puasa 'Arafah yaitu pada hari 'Arafah tanggal 9 Zulhijjah saat Jama'ah haji wukuf di Arafah. Ada lagi puasa 'Asyura, yakni puasa pada hari 'Asyura yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharram.
Tulisan ini hanya akan menguraikan secara singkat tentang satu puasa Sunnah, yaitu yang masih ada kaitannya dengan puasa Ramadan. Yakni puasa Syawal. Dari namanya jelas ''puasa Syawal" yakni puasa yang dikerjakan pada bulan Syawal. Walau tergolong puasa sunnah , tapi memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana dikabarkan oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam melalui sabdanya;
"Man shama Ramadhana tsumma atba'ahu sitta[n] fa dzaka shiyamud Dahr[i]".
"Barangsiapa yang puasa Ramadan kemudian mengikutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka itu sama dengan puasa setahun penuh". (terj. HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah".
Dalam riwayat Ahmad dari Jabir dan Tsauban Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;
"Baraangsiapa yang berpuasa Ramadan dan enam hari setelah idul Fitri sama seperti puasa sempurna setahun karena siapa yang melakuka  satu kebaikan maka baginya (pahala) sepuluh kali lipatnya".
Dalam riwayat lain juga dijelasakan, "Allah menjadikan amalan sepuluh kali lipat, sehingga (puasa) sebulan sama dengan (puasa) sepuluh bulan dan puasa enam hari (di bulan syawal) penyempurna (menjadi seperti puasa) setahun". (HR. Nasai dan Ibnu Majah, hadis ini juga terdapat dalam Shahih Targhib dan Tarhib 1/421). Â
Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah berbunyi;
" .
"Puasa Ramadan dilapgandakan sepuluh kali lipat dan puasa enam hari di bulan Syawal sama dengan puasa dua bulan, sehingga sama dengan puasa setahun".Â
Tata Cara Pelaksanaan Puasa Syawal
Pusa Syawal dilakukan selama enam hari di bulan Syawal. Pelaksanaanya bisa enam hari berturut-turut atau terpisah-pisah. Jika dilaksanaan secara berurutan dapat dilakukan di awal bulan, di pertengahan bulan, atau di akhir bulan. Demikian pula jika dilakukan secara terpisah-pisah.
Kapan Mulai? Dapat dimulai sehari setelah Idul Fitri. Dan ini lebih afdhal. Namun boleh dilakukan kapanpun, termasuk di pekan terakhir Syawal.
Jika masih ada hutang puasa karena sakit atau safar atau uzur lainnya seperti haidh bagi wanita, mana yang lebih afdhal? Apakah qadha (bayar hutang) puasa dulu atau boleh langsung puasa syawal?
Yang lebih utama tentu saja membayar hutang puasa dulu karena lebih sesuai dengan maksud redaksi hadis "siapa yang puasa Ramadan", maksdunya telah menyelesaikan kewajiban puasa Ramadan. Sementara yang masih memiliki hutang puasa terhitung masig memiliki kewajiban puasa Ramadan yang belum ditunaikan.
Namun jika mendahulukan puasa syawal kerena situasi dan kondisis tertentu, maka sebagian ulama membolehkan dan insya Allah tetap mendapatkan keutaaman yang dijanjikan tersebut.
Wallahu a'lam. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H