Langkah pertama sebagai upaya pengendalian keuangan agar finansial tetap sehat pada bulan Ramadan adalah certmat dan hemat. Yakni cermat memilah dan membedakan antara kebutuhan dan kemauan. Kebutuhan sesuatu yang harus dipenuhi, tentu sesuai dengan level dan tingkat urgensinya. Karena ada kebutuhan yang tidak dapat ditunda sama sekali, yaitu kebutuhan primer. Dan adan kebutuhan yang bisa ditunda jika (1) belum butuh sama sekali dan atau (2) kondisi keuangan belum cukup untuk membeli atau mengadakannya.
Sementara keinginan tidak harus dipenuhi. Entah karena memang tidak dibutuhkan. Atau belum dibutuhkan. Atau masih bisa ditunda dan kondisi keuangan belum memungkinkan untuk mengadakannya. Â Secara prbadi dengan bekal iman saya menganut prinsip, "Allah pasti jamin kebutuhan saya, tapi Dia tidak menjamin kemauan saya".
Setelah memilah dengan cermat mana yang termasuk kebutuhan beserta tingkat urgensitasnya dan mana yang sebatas keinginan atau kemauan. Maka langkah selanjutnya adalah berhemat saat belanja kebutuhan. Ada pepatah klasik yang berbunyi, "hemat pangkal kaya". Bagi sebagian diantara kita, berhemat mungkin belum sampai pada level membuat kita kaya raya, tapi paling tidak menjadikan kondisi finansial kita sehat. Sehat itu sudah cukup.
Tips Berhemat
Berhemat tidak harus meninggalkan kebutuhan selama dana untuk membeli kebutuhan itu ada. Tapi berhemat menurut hemat saya adalah melakukan efisiensi terhadap uang yang ada dengan tetap berusaha membeli barang yang dibutuhkan. Seperti membeli barang ''murah'' berkualitas bagus atau layak pakai. Ada beberapa tips berhemat. Pertama, Membeli barang bekas yang layak pakai. Barang bekas tidak selamanya jelek. Selama masih layak pakai dalam jangka waktu lama tidak ada salahnya dibeli jika lebih murah dan bisa berhemat.
Kedua, Manfaatkan promo dan diskon. Bulan Ramadan atau menjelang lebaran biasanya ''hambur diskon dan promo". Ini bisa jadi alternatif dan pilihan untuk berhemat. Tapi tetap harus bijak dan hati-hati. Jangan terlalu terbuai dengan kata diskon atau promo. Boleh jadi harga promo atau diskon sekian persen dicantumkan setelah harga barang diankar sedemikian rupa. Misal harga asli suatu barang Rp 250.000, tapi dipasangi harga 350.000 dan diskon 25%. Karena itu tetap harus cermat mengenali harga dan kualitas barang yang akan dibeli.
Ketiga, Adakan Lebih Awal. Tips berhemat yang lainnya adalah mengadakan keperluan Ramadan dan atau lebaran sejak jauh hari sebelum Ramadan. Seperti pakaian misalnya. Walau dibumbui dengan kata diskon dan promo barang keperluan Ramadan dan lebaran tetap lebih murah jika dibeli dan atau diadakan jauh hari sebelum. Apalagi jika pakaian jahit yang diorder langsung ke penjahit.
Pengalaman Pribadi:
 Sejak tiga tahun terakhir baju lebaran selalu kami pesan dari penjahit dan tidak membeli pakaian jadi di toko. Dan pastinya warna dan model seragam. Untuk keperluan estetika dan dokoumentasi keluarga rasanya lebih OK. Setelah kami lakukan ini ada beberapa manfaat. Pertama, Lebih hemat, karena kain dibeli 2-3 bulan sebelum Ramadan. Beli dalam jumlah lumayan untuk bahan 2 kemeja (1 dewasa+anak 7 thn), 3 gamis dan3  jilbab (1 dewasa, 1 anak tanggung, dan 1 anak 6 thn) bisa dapat harga miring. Apalagi ada toko kain langganan di Tanah Abang. Demikian pula proses dan biaya jahit, lebih hemat. Karena tukang jahit bisa kasi harga miring, karena waktu yang dia butuhkan untuk menjahit cukup lama, yakni 1-2 bulan. Sehingga dia tetap bisa menerima orderan lain. Atau dia mengerjakan orderan kita di sela-sela pengerjaan order besar/banyak. Â
Kedua, Bisa pilih model dan warna sesuai selera. Untuk yang ini biasanya agak sulit jika beli pakaian jadi. Kadang warna cocok, model tidak pas. Ukuran pas untuk ayah, ibu kekecilan. Sisulung Ok, si bontot kepanjangan. Dengan sistim jahit semua bisa diatur dan disesuaikan.
Ketiga, hematnya tidak hanya saat  bulan Ramadan. Tapi sampai setelah Ramadan. Biasanya pakaian lebaran jahit (bukan beli jadi) dapat dipakai dalam segala situasi dan kondisi. Karena modelnya direquest khusus sehingga dapat dirancang untuk kostum lintas momen dan suasana. Dipakai salat, dipakai menghadiri kondangan, mengikuti seminar, mengajar, dan sebagainya. Setelah lebaran biasanya tidak beli kemeja baru selama setahun. Ramadan depan buat lagi dengan cara serupa.
Keempat, Manfaatkan gratisan. Ini kedengarannya kurang baik sebenarnya. Tapi memang nyata. Di bulan Ramadan ada saja rezki dari arah yang tak disangka-sangka melalui orang baik, entah itu teman, saudara, atasan, termasuk kantor atau tempat kerja. Bingkisan Ramadan, Bingkisan Hari Raya, paket lebaran, hadih dan sebagainya termasuk kategori pemasukan "gratisan" yang dapat dijadikan ''pelampung penyelamat" untuk berhemat. Memanfaatkan pemberian teman, saudara juga termasuk bagian membuka akses saluran pahala bagi orang-orang baik yang tulus berbagi pada kita.