Yakni menghidupkan malam dengan ibadah seperti salat, doa, zikir, baca Al-Qur'an dan sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa di dua puluh malam pertama beliau mengisi malam nya dengan salat dan istirahat/tidur. Beliau menyelingi ibadah malamnya antara salat dengan istirahat dan atau tidur. Tapi saat memasuki sepuluh malam terakhir beliau mengsi seluruh malamnya dengan salat dan ibadah lainnya. Beliau tidak tidur sama sekali.
Membangunkan Keluarganya.
Selain mengisi seluruh malam dengan ibadah, beliau juga mengajak keluarganya untuk mengsi sepuluh malam terakhir Ramadan dengan ibadah. Beliau membangunkan mereka untuk salat. Bahkan ketika beliau i'tikaf di sepuluh malam terakhir ramadan istr-istri beliau juga turut i'tikaf.
Mengencaangkan Ikatan Kain Sarungnya
Hal ini menunjukan kesungguhan beliau yang lebih dan meningkat dalam beribadah. ''syaddul mi'zar atau mengencangkan ikatan sarung sama dengan ungkapan menyingsikan lengan baju dalam bahsa Indonesia. Maksudnya serius dan sungguh-sungguh. Ada juga pendapat bahwa  syadda mizarahu adalah metaforik dari beliau tidak mencampuri istri-istrinya di sepuluh malam akhir ramadan. Kesemua makna tersebut sesuai karena menunjukan kesungguhan yang lebih dalam beribadah di sepuluh malam terakhir Ramadan.
Mari tingkatkan kesungguhan beribadah di malam --malam mulia ini. Â Gass poll di sepuluh terakhir Ramadan. Mari contoh dan teladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H