Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Hadis Puasa dan Ramadan: Gaspoll di Sepuluh Terakhir Ramadan

11 April 2023   16:20 Diperbarui: 11 April 2023   20:43 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sungguh-sungguh beribadah pada sepuluh malam terakhir Ramadan tidak kesungguhan pada malam-malam lainnya".


Tidak terasa, dua per tiga dari Ramadan tela berlalu. Kini kita memasuki 1/3 akhir. Kita telah berada di sepuluh terakhir Ramadan. Apa kabar ibadah kita kompasianer salihin salihat? Semoga tetap semangat dan istiqamah sampai finish.

Junjungan dan panutan teladan kita, kanjeng Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberi tuntunan bagaimana mengisi sepuluh terakhir Ramadan.

Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan bahwa;

"Kana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yajtahidu fil 'asyril awakhir min Ramadhan maa laa yajtahidu fiy ghairihi'.

"Rasulullah shalllahu 'alaihi w asallam bersungguh-sungguh beribadah pada sepuluh malam terakhir Ramadan tidak seperti kesungguhan beliau di luar (sepuluh akhir Ramadan)" (HR. Muslim).

Maksudnya, jika memasuki sepuluh terakhir Ramadan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam meningkatkan kesungguhan beribadah. Kesungguhan beliau di sepuluh akhir ramadan ini tidak sama dengan kesungguhan beliau di luar Ramadan. Yakni dengan melakukan amalan lain yang tidak dilakukan pada malam-malam sebelumnya.

Bentuk Konkrit Peningkatan Ibadah di 10 Terakahir Ramadan

Aisyah menuturkan bahwa di sepuluh terakhir ramadan, Rasulullah melakukan amalan yang tidak beliau lakukan pada malam-malam lainnya. Beliau mengatakan;

"Jika memasuki sepuluh malam terakhir Ramadan Rasulullah menghidupkan seluruh malamnya, membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan ikatan kain sarungnya". (terj. HR. Muslim).

Menghidupkan Malam.

Yakni menghidupkan malam dengan ibadah seperti salat, doa, zikir, baca Al-Qur'an dan sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa di dua puluh malam pertama beliau mengisi malam nya dengan salat dan istirahat/tidur. Beliau menyelingi ibadah malamnya antara salat dengan istirahat dan atau tidur. Tapi saat memasuki sepuluh malam terakhir beliau mengsi seluruh malamnya dengan salat dan ibadah lainnya. Beliau tidak tidur sama sekali.

Membangunkan Keluarganya.

Selain mengisi seluruh malam dengan ibadah, beliau juga mengajak keluarganya untuk mengsi sepuluh malam terakhir Ramadan dengan ibadah. Beliau membangunkan mereka untuk salat. Bahkan ketika beliau i'tikaf di sepuluh malam terakhir ramadan istr-istri beliau juga turut i'tikaf.

Mengencaangkan Ikatan Kain Sarungnya

Hal ini menunjukan kesungguhan beliau yang lebih dan meningkat dalam beribadah. ''syaddul mi'zar atau mengencangkan ikatan sarung sama dengan ungkapan menyingsikan lengan baju dalam bahsa Indonesia. Maksudnya serius dan sungguh-sungguh. Ada juga pendapat bahwa  syadda mizarahu adalah metaforik dari beliau tidak mencampuri istri-istrinya di sepuluh malam akhir ramadan. Kesemua makna tersebut sesuai karena menunjukan kesungguhan yang lebih dalam beribadah di sepuluh malam terakhir Ramadan.

Mari tingkatkan kesungguhan beribadah di malam --malam mulia ini.  Gass poll di sepuluh terakhir Ramadan. Mari contoh dan teladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun