Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah ketika menerangkan hadis di atas dalam Syarah Riyadhus Shalihin mengatakan;
"Jika seseorang berada di tengah-tengah orang yang hidupnya sederhana, maka janganlah ia berpenampilan terlalu mewah. Kalau ia mau bersikap tawadhu’ (rendah diri), maka berpakaianlah seperti pakaian mereka. Biar hati mereka tidak merasa minder dan juga bukan tanda sombong. Inilah membuat seseorang mendapatkan pahala yang besar".
Namun jika ia berada di sekitar orang yang berpakaian bagus, maka lebih pantas ia memakai pakaian semisal mereka, karena Allah itu jamil (maha indah) dan menyukai suatu yang indah. Karena kalau seseorang berpakaian sederhana di tengah-tengah orang-orang yang berpakaian bagus, maka ia akan tampil beda. Jadi seseorang dalam berpakaian bisa menyesuaikan kondisi.
Yang Terbaik itu yang Halal
Outfit terbaik buat salat Taraweh juga harus memenuhi standar halal. Baik dari sisi zat bahannya maupun dari sisi cara mendapatkannya. Sebab pakaian yang haram atau tidak halal baik secara zat maupun sumbernya termasuk salah satu penghalan terkabulnya do’a. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang rambutnya kusut, pakainnya berdebu, menengadahkan kedua tangannya berdo’a tapi doanya ditolak karena makan-minum dan outfitnya haram dan darah dagingnya tumbuh dari yang haram.
Berikut teks lengkap hadisnya:
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Naha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang beriman dengan apa yang telah diperintahkan-Nya kepada para Rasul, Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih.’ [Al Mu’minun : 51]. Dan Allah berfirman, ‘Hai orang-orang yang beriman, makanlah rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.’ [Al Baqarah : 172]. Kemudian beliau bercerita tentang seseorang yang menempuh perjalanan panjang; hingga rambutnya kusut acak-acakan dan warna tubuhnya berdebu, ia mengangkat kedua tangannya ke langit (seraya berdoa), ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku!’ Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dia kenyang dengan barang haram; maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan? (terj. HR. Muslim)
Oleh karena itu mari renungkan dan indahkan.
Jika kita memiliki satu dua lembar pakaian yang kita ingat dan pastikan berasal dari penghasilan kita yang paling halal serta dari kerja keras yang paling menguras pikiran dan keringat dengan sungguh-sungguh sebaiknya dipakai saat salat, khususnya salat Taraweh, lebih khusu lagi pada malam Lailatul Qadr. Karena Allah gembira melihat bekas nikmat-Nya pada diri hamba-Nya. Apalagi saat dipakai menghadap-Nya.
Innallah[a] yuhibb[u] an yura atsar[u] ni’matih[i] ‘ala ‘abdih[i]
“Sesungguhnya Allah suka melihat bekas nikmatNya kepada hamba-Nya.” (HR. Tirmidzi dan An Nasai)
Hindari Outfif Bergambar dan Bertulis
Hindari pakaian bergambar dan bertulisan di bagian belakang. Karena hal itu dapat mengganggu konsentrasi orang yang salat di belakang kita. Walau mengenakan pakaian bertulis dan atau bergambar tidak membatalkan salat, tapi secara etika hendaknya dihindari. Agar kita tidak turut andil menjadi sebab tidak khusyu’nya jama’ah yang salat di belakang kita.
Hindari Pakaian Syuhroh
Hindari pakaian syuhroh. Pakaian asing yang tampil beda karena menyelisihi pakaian masyarakat setempat. Mengenakan pakaian syuhroh dilarang oleh nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam melalui sabdanya.
Man labisa tsauba syuhrah albasahulLahu yaumal qiyamah tsauban mitsalhu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!