Selain itu puasa juga makin sempurna dan makin kuat fungsinya sebagi perisai jika seseorang meninggalkan perkataan dan perbuatan sia-sia saat puasa. Termasuk meninggalkan perbuatan terlarang yang bisa merusak pahala puasa seperti ghibah. Sebab salah satu perbuatan yang dapat merusak perisai puasa adalah ghibah, sebagaimana disabdakan oleh kanjeng Nabi melalui hadis lain yang diriwayatkan imam Ad-Darimi, "As-Shiyam Junnah ma lam yakhriqha bil ghibah; puasa itu perisai selama seseorang tidak merusaknya dengan ghibah".
Kesimpulan
Puasa adalah perisai, yakni perisai yang menjaga dan melindungi pelakuanya (shaim) di dunia dan di akhirat. Di dunia puasa sebagai perisai dari syahwat, hawa nafsu, dan tindakan emosional lost control. Sedangkan di akhirat puasa menjadi pelindung dari neraka.Â
Sebelum menjadi perisai di akhirat; melindungi dari neraka maka puasa harus benar-benar menjadi perisai bagi pelakunya di dunia.Â
Sulit rasanya puasa akan menjadi perisai dari neraka, jika di dunia tidak membentengi pelakunya dari perilaku tercela yang merusak pahala puasa dan atau membatalkan keabsahan ibadah puasa.Â
Tentu saja perisainya harus tetap utuh dan sempurna. Dalam artian puasa harus sah, tidak batal dan tidak dikotori oleh sikap dan tutur kata yang mengurangi bahkan menghabiskan kesempurnaan pahala puasa. Wallahu a'lam.
Bogor 3 Ramadan 1444 H
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI