Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sambut Ramadan 1444 H, Wahdah Islamiyah Gelar Tabligh Akbar Tarhib Ramadan

21 Maret 2023   10:35 Diperbarui: 21 Maret 2023   10:39 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah, KH. Muhammad Yusran Ansar, Lc., M.A., P.hD., pada Tabligh Akbar Tarhib Ramadhan 1444 H/Photo:berdaulat.id

Menyambut masuknya bulan suci Ramadan 1444 H, Ormas Islam Wahdah Islamiyah menggelar Tabligh Akbar Tarhib Ramadan, di Masjid Anas bin Malik Sekolah Tinggi Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, Ahad (19/3/2023).


Acara yang mengangkat tema "Berkah Ramadan untuk Indonesia Sejahtera" ini dihadiri ribuan jamaah yang memadati ruang tengah masjid Anas bin Malik  (jamaah pria dan  gedung kampus STIBA Putri  (jamaah wanita).

Wahdah Islamiyah melalui Ketua Harian Ustaz Rahmat Abdul Rahman menyampaikan sejumlah program Ramadhan yang akan dilaksanakan oleh Wahdah Islamiyah pada Ramadhan 1444 H ini.

Program tersebut diantaranya Cetar (Ceramah Tarwih Ramadan), Beasiswa Yatim Dhuafa, Beasiswa Pendidikan Guru Ngaji, Program dan Fasilitas Dakwah, Bina Usaha Mikro, Tebar Ifthar Nusantara, Tebar Sejuta Al-Qur'an, dan sejumlah program lainnya.

"Mungkin waktunya mepet. Namun insyaallah sebulan penuh kita akan berusaha melayani umat lewat program-program yang akan dijalankan insyaallah," ujarnya.

Acara ini juga menyajikan sejumlah pembahasan seputar Ramadan. Diisi oleh dua orang guru dan petinggi ormas yakni Ketua Umum Wahdah Islamiyah Ustaz KH Muhammad Zaitun Rasmin dan Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah Ustaz Muhammad Yusran Anshar.

"Bulan suci Ramadhan bulan penuh keistimewahan dan ada hembusan-hembusan Rahmat Allah, maka jangan sampai kita tidak mendapatkan hembusan dan kenikmatan Allah di bulan Ramadan ini," kata Ustaz Yusran.

Ketua Senat STIBA ini  menjelaskan bahwa ramadan datang untuk mengingatkan kita, agar semakin bertakwa kepada Allah dan jangan memakan dan mengambil harta-harta yang bukan milik kita. Di mana kita lihat ini ada sekelompok orang yang menghalalkan segala macam cara untuk mengambil hak yang bukan miliknya.

"Tujuan utama puasa adalah untuk menjadikan orang-orang yang bertakwa. Dalam surah Al-Baqarah tersebut juga mengingatkan kepada kita bahwa syariat puasa yang dikabarkan oleh kaum sebelumnya untuk menjadikan penyemangat bagi umat sekarang, agar jangan kalah dengan umat dahulu dalam melaksanakan syariat puasa. Tapi kita harus berupaya agar lebih baik dari kaum sebelumnya," tambahnya.

Sudah berapa tahun kita melewati Ramadan? Lalu bagaimana kualitas takwa kita? Berapa tahun Nabi melewati Ramadhan? Hanya 9 kali. Tapi jangan tanya kualitas takwa beliau. Puasa yang benar dan memenuhi syaratnya maka akan mengantarkannya kepada ketakwaan kepada Allah.

"Kenapa tujuan utamanya adalah takwa, karena jika sudah bertakwa maka sudah termasuk semua kebaikan-kebaikan yang lainnya, baik secara individu di dunia ini baik secara pribadi-pribadi dan kolektif berbangsa dan bernegara, sampai mendapatkan kebahagian di akhirat kelak dan berjumpa dengan Allah," pungkasnya.

Tahun 2 Hijriyah adalah pertama kali diwajibkan puasa, di sana terjadi kemenangan perang Badar. Demikian pula Fathu Makkah terjadi di bulan Ramadan. Sehingga bulan ini dipenuhi dengan keberkahan.

"Keberkahan Ramadan adalah melahirkan kemenangan sebagaimana Al-Fatih menaklukkan konstantinofel, Saifuddin Qutuz yang memenangkan pertarungan dengan mongol di ain jalut. Keberkahan negeri, kesejahteraan dan kemakmurannya adalah sangat tergantung bagaimana kualitas takwa kita," tegasnya

Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat  tersebut menjelaskan makna kecintaan dan takwa kepada Allah, yakni meninggalkan semua perbuatan dosa baik besar dan kecil, seperti orang yang berjalan di atas banyak duri. Senantiasa berhati-hati dalam melangkah dan mengarungi kehidupannya.

"Bukan sekedar pengakuan kecintaan kita kepada Allah, tapi apakah Allah mencintai kita. Inilah yang paling penting untuk kita fikirkan, sekian banyak kita melalui bulan suci Ramadan, namun apakah Allah sudah mencitai kita dengan semua amalan ibadah kita. Karena hakikatnya cinta sejati adalah landasannyan ketakwaan kepada Allah," lanjutnya.

Nasehat takwa harus terus kita ulang-ulangi, kalau kita betul memaknai takwa yang sebenar-benarnya. Pada hakikatnya seluruh ibadah tujuannya adalah agar kita bertakwa. Takwa adalah wasiat yang selalu diulang-ulang dari zaman Nabi-nabi terdahulu. Makna wasiat adalah tidak sekedar perintah, tapi perintah yang sangat penting untuk diamalkan. Beliau juga menyebutkan beberapa kiat meraih takwa di bulan Ramadan.

"Dalam upaya meraih takwa di Bulan Ramadan, maka kita harus melakukan berbagai bekal dan persiapan. Melakukan persiapan yang sepantasnya, ikhlas dan ihtisab, berpuasa dari yang haram sebelum yang halal, bersama Al-Qur'an, hidupkan malam dengan tarwih, sedekah dan semangat berbagi, menghargai waktu dan tidak menyia-akan, azzam dan mujahadah, raih lailatul qadr dan beritktikaf, dakwah dan amir maruf nahi mungkar," tuturnya.

Sumber: berdaulat.id.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun