Mohon tunggu...
Syamratu Nur
Syamratu Nur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SDGs Butuh Peran Kaum Milenial

9 April 2019   18:16 Diperbarui: 9 April 2019   19:05 2614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki potensi kemudaan dan keleluasaan, sehingga mahasiswa harus bisa turut berperan menyukseskan MDGs/SDGs.

Mulai dari kebiasaan kecil, mulai dari yang terdekat, dan suarakan!

Jika berbicara tentang kuantitas, mahasiswa hanya bagian kecil dari masyarakat dunia yang memiliki kewajiban mewujudkan tujuan SDGs. Walaupun secara kuantitas jumlahnya cukup kecil, tetapi secara kualitas, mahasiswa merupakan modal sosial yang dapat diperhitungkan dan dapat "diandalkan" untuk dapat mewujudkan percepatan tujuan SDGs di Indonesia. Mahasiswa harus mampu menjadi "agen percepatan" perwujudan SDGs yang dapat menyentuh langsung lingkungan disekitarnya. 

Media sosial, alias sahabat sejatinya anak muda, juga dapat menumbuhkan optimisme tinggi dalam pencapaian SDGs. Lihat, pengguna internet di Indonesia mencapai 132 juta, sebuah angka yang lumayan fantastis. Bila ditilik ke belakang, akhir-akhir ini jalanan sudah diramaikan dengan Ojek Online, salah satu hasil pemanfaatan teknologi untuk kreatifitas dan produktifitas.

Hal paling sederhana yang sesungguhnya sangat berdampak adalah dengan keikutsertaannya kaum muda dalam dunia pendidikan. Tak perlu disebutkan lagi, bahwa hal itu turut membantu tercapainya tujuan berkembangnya kualitas pendidikan. Tahun 2015, ada sekitar sekitar 4.500 mahasiswa sarjana dan pasca sarjana mendapat beasiswa LPDP. Sungguh angka yang membanggakan, apalagi pemerintah secara aktif berupaya menarik penerima beasiswa dari daerah-daerah kurang berkembang.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan di dunia kampus. Sebab kampus memiliki suara yang banyak tidak dimiliki oleh instansi lain. Kampus dapat menjadi lembaga pemantau, dalam hal ini sebagai penyedia alat penelitian dan tenaga, juga sebagai pengkritik kinerja pemerintah apabila tidak maksimal dalam mewujudkan SDGs.  Lingkungan kampus dapat menjadi tahap awal bagi para mahasiswa untuk memulai ide ekonomi kreatif dan membuat teknologi pembaharuan yang nantinya dapat berguna bagi bangsa dan negara. 

Salah satu tantangan dalam implementasi SDGs juga adalah ketidakpahaman masyarakat tentang SDGs. Beberapa pihak masih memandang SDGs sebagai agenda internasional yang terpisah dengan pembangunan nasional dan daerah. 

Pemahaman ini tentunya bisa dipatahkan oleh kaum muda lewat diadakannya seminar serta kajian, sebagai pemupuk pemahaman yang baik. Ada juga yang merasa bahwa MDGs yang lalu belum berhasil memenuhi kriteria sebagai pemuas ekspektasi dan harapan. Mungkin juga hal itu dikarnakan pemerintah yang kurang melibatkan pemangku kepentingan pembangunan yang lain. Beberapa orang, istilahnya, masih menyisakan trauma atas MDGs yang lalu.

Inilah tentunya tantangan yang lagi-lagi menekankan peran lokal dan kaum muda sebagai keniscayaan yang menyertai pembangunan berkelanjutan. Dan bila hal itu sudah terpenuhi, apakah target SDGs dapat terwujud dalam kurun waktu 11 tahun lagi? Hm hm hm, biarlah kaum muda sendiri yang menjawab.

Zaman sekarang, mahasiswa tidak lagi hanya berperan sebagai penonton. Justru kaum mudalah yang notabenenya memiliki banyak peluang dalam membangun negeri. Seperti presiden pertama kita pernah berucap, 'Berilah aku 10 orang pemuda dan akan kuguncangkan dunia.' harusnya menjadi motivasi bagi generasi millenial untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Sekarang tahun 2019, Target SDGs diagendakan sampai tahun 2030, artinya Indonesia memiliki waktu 11 tahun lagi untuk mencapainya. jika dipikir-pikir ini adalah waktu yang sangat lama. Tapi sebenarnya tidak.  Agenda pembangunan 2030 yang ambisus berarti kita tidak boleh kehilangan waktu. Pemuda millenial adalah generasi yang tepat saat ini sebagai penggerak perubahan. Tidak boleh tidak ! karena tidak akan mungkin bangsa lain datang untuk memperbaiki negara ini. Oleh karena itu pergerakan harus segera dilakukan mulai dari sekarang untuk memberikan hasil yang optimal pada waktunya.

Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin
#PDKMF2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun