Pemikiran tasawuf
 Syekh Abdul Rauf memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Nusantara. Ia menekankan pentingnya membersihkan hati, mendekatkan diri kepada Allah, dan mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh. Berbeda dengan beberapa tokoh sufi sebelumnya, seperti Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani, Syekh Abdul Rauf lebih moderat dalam pendekatan tasawufnya, sehingga tidak menimbulkan polemik di kalangan ulama.
Peran Beliau Sebagai Ulama Tafsir
Salah satu karya monumental Syekh Abdul Rauf adalah penerjemahan al-Qur'an ke dalam bahasa Melayu. Beliau adalah salah satu ulama pertama yang menerjemahkan al-Qur'an di Nusantara, melalui kitab tafsirnya yang berjudul "Tarjuman al-Mustafid". Tafsir ini menjadi rujukan penting bagi umat Islam Melayu, terutama dalam memahami al-Qur'an.Dalam tafsirnya, Syekh Abdul Rauf menggunakan pendekatan yang sederhana dan praktis, sehingga dapat dipahami oleh masyarakat awam. Ia juga menyelaraskan interpretasi ayat-ayat al-Qur'an dengan konteks budaya dan kehidupan masyarakat Nusantara.
Peran Sosial dan Politik
Syekh Abdul Rauf tidak hanya aktif sebagai ulama, tetapi juga sebagai penasihat kerajaan Aceh. Pada masa itu, Kesultanan Aceh adalah salah satu pusat kekuasaan Islam terbesar di Nusantara. Syekh Abdul Rauf berperan dalam membangun sistem pemerintahan yang berbasis syariat Islam. Ia juga terlibat dalam mendidik generasi muda dan melatih para ulama untuk menyebarkan dakwah Islam ke seluruh Nusantara.
Karya-Karya Syekh Abdul Rauf
Selain tafsir "Tarjuman al-Mustafid," Syekh Abdul Rauf juga menulis banyak kitab yang menjadi rujukan dalam studi Islam. Beberapa karya beliau antara lain:
1.Kifayat al-Muhtajin ila Masyrab al-Muwahhidin - Sebuah karya tentang tasawuf dan pemahaman ketuhanan.
2.Umdat al-Muhtajin ila Suluk Maslak al-Mufridin - Buku yang membahas tarekat Syattariyah dan perjalanan spiritual.
3.Mir'at al-Tullab - Kitab fikih yang ditulis untuk panduan pelaksanaan hukum Islam di Aceh.