Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, seperti dilansir Kompas.com (10/2/2023) telah mengungkapkan bahwa Pemilu 2024 akan menjadi panggung dominasi pemilih muda di Indonesia, dengan sekitar 107-108 juta orang berusia antara 17 hingga 40 tahun yang akan berpartisipasi dalam proses pemilihan tersebut. Ini menciptakan momen krusial bagi generasi muda Indonesia untuk turut menentukan arah masa depan negara mereka.
Generasi muda saat ini memperlihatkan kewaspadaan yang tinggi terhadap berbagai isu yang mempengaruhi masa depan mereka dan bangsa. Salah satu isu utama yang mendapatkan fokus adalah perubahan iklim. Mereka telah sadar akan urgensi pelestarian lingkungan dan terlibat aktif dalam gerakan lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mendorong keberlanjutan.
Selain perubahan iklim, kesehatan mental juga menjadi isu serius, terutama di tengah pandemi COVID-19. Generasi muda semakin menyadari pentingnya kesehatan mental dan berupaya menghilangkan stigma yang masih mengelilingi isu tersebut. Mereka mencari dukungan dan sumber daya untuk menjaga kesehatan mental mereka. Ketidaksetaraan gender adalah isu lain yang sangat dekat dengan hati generasi muda. Mereka aktif memperjuangkan hak-hak perempuan dan berkomitmen untuk memerangi kekerasan berbasis gender.
Ketenagakerjaan dan ekonomi adalah perhatian utama bagi banyak anak muda. Pengangguran dan ketidakpastian ekonomi merupakan isu yang mereka harapkan untuk diatasi. Generasi muda berusaha mencari peluang untuk mendapatkan akses ke lapangan kerja yang layak. Isu kesehatan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas juga menjadi sorotan penting, terutama dalam konteks pandemi. Generasi muda menekankan pentingnya adanya akses kesehatan yang terjangkau dan layanan kesehatan yang berkualitas.
Tak ketinggalan, isu korupsi juga menjadi perhatian besar. Generasi muda aktif dalam upaya memerangi korupsi dan mendorong transparansi dalam pemerintahan.
Pendidikan adalah isu penting lainnya yang mendapat perhatian serius dari generasi muda. Mereka berjuang untuk mendukung hak atas pendidikan yang berkualitas dan setara bagi semua orang. Ini mencakup upaya memastikan bahwa pendidikan tinggi dapat diakses oleh siapa pun tanpa hambatan.
Demokratisasi dan partisipasi politik juga menjadi bagian integral dari pemikiran generasi muda. Mereka ingin berperan aktif dalam mengubah arah politik negara dan menentukan masa depannya.
Teknologi dan inovasi adalah aspek penting yang menonjol dalam pikiran generasi muda. Mereka sangat terhubung dengan teknologi dan memiliki semangat tinggi untuk berkontribusi pada inovasi dan pembaruan digital.
Isu-isu sosial, seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan permasalahan sosial lainnya juga menjadi pusat perhatian generasi muda. Mereka berkomitmen untuk menciptakan kesejahteraan sosial dan mengatasi ketidaksetaraan dalam masyarakat.
Semua isu ini mencerminkan kepedulian dan aspirasi generasi muda dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Mereka aktif terlibat dalam berbagai gerakan sosial, organisasi non-pemerintah, dan bahkan dunia politik untuk memperjuangkan isu-isu ini demi kemajuan negara. Oleh karena itu, pertanyaan yang muncul adalah apakah para pasangan calon (paslon), baik calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), sudah mempersiapkan program-program yang memenuhi harapan dan kebutuhan kaum muda? Adalah suatu keharusan bagi para pemimpin masa depan untuk memahami dan merespons isu-isu yang menjadi prioritas bagi generasi muda Indonesia. Demi terwujudnya masa depan yang lebih cerah dan inklusif, kolaborasi antara pemimpin dan generasi muda menjadi sangat penting.
Setelah diketahui apa-apa saja yang menjadi "kemauan" para pemilih muda, barulah kemudian paslon perlu mendekati dan mengajak mereka untuk mempercayakan aspirasinya. Tentu saja, paslon harus pintar-pintar mendekati para pemilih muda. Untuk dapat menarik perhatian pemilih muda dan mengajak mereka berpartisipasi dalam pemilihan, terutama dalam Pemilu legislatif dan Pilpres, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Mengedepankan Kepentingan Generasi Muda.
Para calon dan partai politik perlu mengidentifikasi dan memahami isu-isu yang paling relevan bagi pemilih muda, seperti pendidikan, lapangan kerja, lingkungan, dan kesehatan mental. Mereka harus merancang program-program yang menjawab kebutuhan dan kekhawatiran generasi muda.
2. Melibatkan Calon Legislatif Muda.
Mendukung caleg muda untuk ikut dalam pemilihan adalah langkah yang bagus. Caleg muda memiliki daya tarik tersendiri dan dapat lebih mudah berkomunikasi dengan rekan sebaya. Mereka juga dapat berperan sebagai perwakilan generasi muda dalam proses legislatif.
3. Memanfaatkan Media Sosial.
Generasi muda cenderung sangat aktif di media sosial. Kampanye politik dapat memanfaatkan platform-platform ini untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilih muda. Membuat konten yang relevan dan menarik di media sosial dapat membantu dalam mencapai target audiens ini.
4. Mengadakan Diskusi dan Forum.
Membuka kesempatan bagi pemilih muda untuk berpartisipasi dalam diskusi, forum, atau pertemuan dengan para calon adalah cara untuk mendekatkan diri dengan mereka. Ini memungkinkan generasi muda untuk mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban langsung.
5. Pendidikan Politik.
Melakukan pendidikan politik di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi dapat membantu meningkatkan pemahaman generasi muda tentang proses politik dan pentingnya hak suara mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka mungkin lebih termotivasi untuk berpartisipasi.
6. Mengedepankan Kepemudaan dalam Kabinet.
Jika pemimpin terpilih dapat menggandeng caleg muda atau pemuda yang kompeten dalam posisi kabinet atau pemerintahan, ini dapat menjadi sinyal positif bahwa suara generasi muda dihargai dan diakui.
7. Kampanye yang Positif dan Konstruktif.
Pemilih muda seringkali jenuh dengan kampanye politik yang negatif dan berkonflik. Kampanye yang fokus pada solusi, ide-ide positif, dan kerja sama cenderung lebih menarik bagi pemilih muda.
8. Transparansi dan Akuntabilitas.
Menciptakan lingkungan politik yang lebih transparan dan akuntabel dapat meningkatkan kepercayaan pemilih muda terhadap proses politik. Pemilih muda ingin melihat tindakan konkret dan hasil dari pemimpin yang terpilih.
Dengan mengkombinasikan berbagai strategi di atas, yang dikaitkan dengan mendengar aspirasi kaum muda, diharapkan dapat membantu menarik perhatian pemilih muda dan merangsang partisipasi mereka dalam proses pemilihan, seperti Pemilu 2024. Terlebih lagi, pemilih muda adalah aset berharga untuk masa depan negara dan keterlibatan mereka dalam politik sangat penting.
Tanpa melihat kenyataan yang mencalonkan sebagai capres dan cawapres ada yang berusia 72 tahun, tak sedikit rasa pesimis di kalangan pemilh muda. Namun, jangan berputus asa, bekerjalah lebih keras lagi untuk menyakinkan para poemiliuh muda yang jumlahnya sekitar 52 persen itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBagaimana? Jangan ditunda-tunda lagi, dan jangan hanya slogan!