Semua isu ini mencerminkan kepedulian dan aspirasi generasi muda dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Mereka aktif terlibat dalam berbagai gerakan sosial, organisasi non-pemerintah, dan bahkan dunia politik untuk memperjuangkan isu-isu ini demi kemajuan negara. Oleh karena itu, pertanyaan yang muncul adalah apakah para pasangan calon (paslon), baik calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), sudah mempersiapkan program-program yang memenuhi harapan dan kebutuhan kaum muda? Adalah suatu keharusan bagi para pemimpin masa depan untuk memahami dan merespons isu-isu yang menjadi prioritas bagi generasi muda Indonesia. Demi terwujudnya masa depan yang lebih cerah dan inklusif, kolaborasi antara pemimpin dan generasi muda menjadi sangat penting.
Setelah diketahui apa-apa saja yang menjadi "kemauan" para pemilih muda, barulah kemudian paslon perlu mendekati dan mengajak mereka untuk mempercayakan aspirasinya. Tentu saja, paslon harus pintar-pintar mendekati para pemilih muda. Untuk dapat menarik perhatian pemilih muda dan mengajak mereka berpartisipasi dalam pemilihan, terutama dalam Pemilu legislatif dan Pilpres, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Mengedepankan Kepentingan Generasi Muda.
Para calon dan partai politik perlu mengidentifikasi dan memahami isu-isu yang paling relevan bagi pemilih muda, seperti pendidikan, lapangan kerja, lingkungan, dan kesehatan mental. Mereka harus merancang program-program yang menjawab kebutuhan dan kekhawatiran generasi muda.
2. Melibatkan Calon Legislatif Muda.
Mendukung caleg muda untuk ikut dalam pemilihan adalah langkah yang bagus. Caleg muda memiliki daya tarik tersendiri dan dapat lebih mudah berkomunikasi dengan rekan sebaya. Mereka juga dapat berperan sebagai perwakilan generasi muda dalam proses legislatif.
3. Memanfaatkan Media Sosial.
Generasi muda cenderung sangat aktif di media sosial. Kampanye politik dapat memanfaatkan platform-platform ini untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilih muda. Membuat konten yang relevan dan menarik di media sosial dapat membantu dalam mencapai target audiens ini.
4. Mengadakan Diskusi dan Forum.
Membuka kesempatan bagi pemilih muda untuk berpartisipasi dalam diskusi, forum, atau pertemuan dengan para calon adalah cara untuk mendekatkan diri dengan mereka. Ini memungkinkan generasi muda untuk mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban langsung.
5. Pendidikan Politik.
Melakukan pendidikan politik di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi dapat membantu meningkatkan pemahaman generasi muda tentang proses politik dan pentingnya hak suara mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka mungkin lebih termotivasi untuk berpartisipasi.
6. Mengedepankan Kepemudaan dalam Kabinet.