Dalam skenarionya, koalisi yang berupaya melanjutkan kerja-kerja Jokowi membentuk dua poros koalisi, yakni Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres, di dalamnya ada Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, dan Partai Demokrat, serta beberapa partai non-parlemen.Â
Poros kedua, koalisi pengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, di dalamnya terdiri dari PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan Hanura.Â
Sedangkan Koalisi Perubahan dan Persatuan, yang mendukung Anies Baswedan dan Cak Imin, didukung Nasdem, PKS, dan PKB.
Kemana Arah Dukungan Jokowi?
Arah dukungan Jokowi tetaplah sama, yakni pada upaya Koalisi yang visinya melanjutkan kerja-kerja Jokowi.Â
Dalam hal ini, Jokowi memberikan karpet merah, baik pada Prabowo-Gibran maupun Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.Â
Intinya, dua poros inilah yang diharapkan tampil sebagai pemenang dalam pertarungan Pilpres 2024 nanti. Entah itu satu putaran atau dua putaran.
Ada kemungkinan KIM yang dipimpin Prabowo Subianto akan mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal Cawapres Prabowo. Jalan menuju ke arah penunjukkan Gibran sudah tampak dengan upaya Mahkamah Konstitusi yang membuka kesempatan bagi putera sulung Jokowi yang masih berusia di bawah 40 tahun ini untuk maju.
Meskipun banyak pihak yang meminta agar upaya pengusungan Gibran sebagai bakal Cawapres Prabowo dihindari, sepertinya jalan itu akan terus dilanjutkan.
Jika, pengusungan Gibran dibatalkan, bisa jadi seperti dugaan petinggi PKB yang mengatakan bahwa Pilpres 2024 hanya diikuti oleh dua poros, yakni Ganjar Pranowo dan Mahfud MD melawan Anies Baswedan dan Cak Imin?
Mengapa? Karena skenario besarnya adalah Koalisi pelanjut kerja-kerja Jokowi ini akan tetap berkuasa untuk lima tahun  kedepan. Dengan menempatkan dua poros di Pilpres 2024, koalisi pendukung Jokowi ini punya peluang untuk menjadi pemenang. Setidaknya, jika Pilpres dilaksanakan dalam dua kali, kans Koalisi Pendukung Jokowi masih punya peluang berkuasa.