Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menyatukan Pikiran Megawati dan Jokowi untuk Pilpres 2024!

28 September 2023   00:56 Diperbarui: 28 September 2023   01:05 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang paling sulit kita lakukan adalah membaca pikiran orang lain. Terlebih lagi, mencoba memahami apa yang ada di benak seorang politisi bisa menjadi tantangan yang lebih kompleks. Para politisi sering kali memiliki pikiran yang rumit dan seringkali pula menyembunyikan niat atau agenda tertentu.

Namun, sebagai manusia, kita terkadang memiliki kemampuan untuk mencoba menerka apa yang ada di pikiran orang lain, termasuk juga politisi. Ini bukanlah suatu ilmu pasti, melainkan lebih kepada suatu seni yang memerlukan pemahaman dan juga pengamatan yang cermat.

Kita dapat memperhatikan tindakan, ucapan, dan juga sikap politisi untuk mencoba menerka niat atau tujuan mereka. Misalnya, kita dapat memperhatikan retorika yang digunakan dalam pidato mereka, keputusan politik yang diambil, serta bagaimana mereka merespons isu-isu terkini. Hal-hal ini dapat memberikan petunjuk tentang apa yang ada di dalam pikiran mereka.

Tentu saja, kesalahan dalam menerka bisa saja terjadi, dan kita harus selalu ingat bahwa tidak ada cara pasti untuk membaca pikiran seseorang. Namun, dengan berusaha untuk lebih peka terhadap tanda-tanda yang ada dan dengan mempertimbangkan konteks dan informasi yang ada, kita bisa memiliki gambaran yang lebih baik tentang apa yang ada di dalam pikiran politisi atau orang lain. Ini adalah langkah pertama dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lebih baik dalam dunia politik dan masyarakat.


Jokowi seperti Kacang yang Tidak Pernah Lupa Kulitnya

Ketika pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto beberapa tahun lalu, kemudian yang akhirnya Jokowi melantik Prabowo sebagai salah satu menterinya, masyarakat luas diberi pemahaman bahwa rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo sudah terjadi secara mulus.

Artinya, kedua tokoh tersebut telah mengajarkan kepada rakyat sebuah demokrasi yang sesungguhnya, yang dimana-mana negara belum ada contohnya. 

Hanya di Indonesia, dua orang politisi yang saling bersaing di ajang Pilpres, kemudian si pemenang mengajak Capres yang dikalahkannya dua kali untuk bergabung bersama membangun bangsa.

Pertemuan Prabowo dan Jokowi di MRT Lebak Bulus/sumber: BBCIndonesia.com
Pertemuan Prabowo dan Jokowi di MRT Lebak Bulus/sumber: BBCIndonesia.com

Namun, kisah manis antara Jokowi dan Prabowo tidak hanya sampai di situ. Jokowi juga santer mengisyaratkan bahwa presiden selanjutnya setelah dirinya adalah Prabowo. Tentu saja pernyataan Jokowi ini membuat merah telinga politisi lain, termasuk elite di partainya sendiri, PDI Perjuangan (PDIP) yang mengusung Ganjar Pranowo.

Publik pun memahami apa yang dilakukan Jokowi adalah bentuk "tahu dirinya" beliau bahwa Prabowo-lah yang berjasa mengantarkan dirinya hingga bisa menduduki kursi kepresidenan selama dua periode.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun