Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penyebaran Hoaks dan Politik Identitas: Ancaman Pilpres 2024 yang Harus Diwaspadai!

14 Agustus 2023   17:08 Diperbarui: 14 Agustus 2023   17:33 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Politik Identitas/sumber: indostrategic.co.id

Pemilihan Presiden (Pilpres) di Indonesia merupakan momen penting dalam perjalanan demokrasi bangsa ini. Namun, di balik harapan dan antusiasme masyarakat terhadap proses demokrasi itu, terdapat ancaman yang perlu diwaspadai, yakni penyebaran hoaks dan politik identitas. 

Kedua elemen di atas, jika tidak diatasi dengan bijak, bisa jadi dapat mengganggu integritas Pilpres 2024 dan tentunya berdampak buruk pada stabilitas serta keutuhan bangsa.

Hoaks atau informasi palsu adalah fenomena modern yang semakin meresahkan dalam konteks pemilihan umum. 

Dalam era informasi digital, hoaks dapat dengan mudah menyebar melalui platform media sosial dan pesan berantai. 

Di tengah intensitas perdebatan politik, penyebaran hoaks dapat memicu kebingungan dan ketidakpastian di kalangan masyarakat, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pandangan dan pilihan mereka terhadap kandidat-kandidat tertentu.

Ilustrasi Bakal Capres 2024/sumber: cnnindonesia.com
Ilustrasi Bakal Capres 2024/sumber: cnnindonesia.com

Dalam persiapan menghadapi Pilpres 2024, kandidat seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan juga Anies Baswedan mungkin akan menjadi sasaran hoaks yang merugikan. 

Informasi palsu tentang rekam jejak, pandangan politik, atau bahkan karakter pribadi kandidat bisa saja diciptakan dan disebarluaskan secara diam-diam. 

Dalam situasi ini, literasi digital dan kritis masyarakat memiliki peran yang sangat penting.

Namun, hoaks bukanlah satu-satunya ancaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun