Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menjadi Keketuaan G20, Bukti Indonesia Diakui Dunia: Saatnya Mengubah Dunia Menjadi Lebih Baik!

7 Juli 2022   04:12 Diperbarui: 7 Juli 2022   04:29 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kabar, Kompasianer? Semoga Anda semua dalam keadaan yang baik-baik saja. Begitu juga dengan saya, Bung Karja, selalu berdoa agar Anda, saya, dan pastinya kita semua dikaruniai kesehatan dan kelapangan rezeki dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Aamiin.

Melalui tulisan ini, Bung Karja mencoba untuk berbagi opini mengenai hajatan besar yang tak lama lagi digelar di Indonesia, dimana Indonesia mendapatkan kepercayaan dan kehormatan sebagai pemegang keketuaan atau presidensi Group of Twenty (G20), yang berlangsung selama satu tahun, mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. 

Tentu saja, ini merupakan momentum langka, sekaligus juga berharga yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Sebelum terlalu jauh mengulas apa itu G20, ada baiknya kita tarik dulu ke belakang untuk mengetahui latar belakang berdirinya G20.

Menurut sejarahnya, pendirian G20 tidak bisa dilepaskan dari G7 (Group of Seven), yaitu Kelompok organisasi antar negara yang terdiri dari 7 negara dengan latar belakang ekonomi maju dan terbesar di dunia, seperti Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.

Namun, 7 negara tersebut ternyata tidak mampu membantu penyelesaian berbagai masalah perekonomian global. Oleh karena itu, G7 kemudian merangkul negara-negara maju dan berkembang lainnya untuk membentuk G20, seperti yang kita kenal saat ini.

Anggota G20 terdiri dari 19 negara utama ditambah satu kawasan ekonomi Uni Eropa. Kesembilan belas negara tersebut adalah: Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina, Brazil, Inggris, Jerman, Italia, Perancis, Rusia, Afrika Selatan, Arab Saudi, Turki, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, dan Australia

Sebagai forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan, seperti yang dilansir laman website Bank Indonesia, perlu Kompasianer ketahui bahwa G20  merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia. Forum G20 adalah forum strategis, yang angotanya mewakili lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Dengan kata lain, posisi G20 bisa dibilang begitu powerful jika dibandingkan dengan G7.

Tahun ini, presidensi G20 di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Indonesia juga adalah satu-satunya negara di Kawasan Asia Tenggara yang menjadi anggota G20.

Tak ada yang bisa menduga, Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi bisa dipercaya negara-negara maju untuk memimpin forum G20 selama satu tahun ini.

Tema besar hajatan G20 kali ini adalah "Recover Together, Recover Stronger", yang tentu saja sangat relevan dengan permasalahan yang tengah dihadapi dunia saat ini, yakni bergerak bersama dalam pemulihan perekonomian global pasca pandemi Covid-19.

Negara-negara anggota G20 percaya bahwa dengan kebersamaan  semua kesulitan akan bisa diatasi, seperti yang terjadi di awal berdirinya G20. Dilansir Bank Indonesia, salah satu kesuksesan G20 terbesar adalah dukungannya dalam mengatasi krisis keuangan global 2008.

Lantas, apa urgensinya Bung Karja menuliskan perihal posisi Indonesia yang saat ini menjadi keketuaan di forum G20 untuk pembaca setia Kompasiana?

Tentu saja ada alasannya. Selain, keketuaan ini adalah kali pertama dalam sejarah Indonesia, Bung Karja juga ingin merangkai satu even dengan even lainnya, dimana rangkainnya menunjukkan adanya benang merah bahwa nama Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini begitu harum di mata dunia. Artinya, Indonesia begitu dielu-elukan dunia.

Presidennya pun dijadikan anutan banyak pemimpin di dunia. Inilah saat dimana nama Indonesia begitu diperhitungkan, sehingga kesempatan seperti ini jangan sampai diabaikan, Saatnya mengubah dunia menjadi lebih baik!

Bung Karja coba mengurai rangkaiannya, dimulai dari Asian games 2018 lalu. Sedikit menyinggung gelaran Asian Games 2018 di Indonesia, dunia saat itu begitu mengagumi negara kita. Media-media internasional menyanjung Indonesia setinggi langit.

Salah satunya, The New York Times, salah satu media besar Amerika Serikat, memuji kapasitas Indonesia yang dinilai berhasil menunjukkan 'Energy of Asia' yang diusungnya dari penyelenggaraan Asian Games 2018, seperti yang dikutip Kompas.com (03/9/2018)


Selain Asian Games 2018, nama Indonesia juga kembali berkibar di mata dunia, yaitu ketika penyelanggaraan even MotoGP di Mandalika, 18-20 Maret 2022 yang baru lalu.

Ketika dunia bergejolak, yakni adanya konflik antara Rusia dan Ukraina, Indonesia tidak tinggal diam. Memanfaatkan posisi sebagai tuan rumah G20, Presiden Jokowi mengunjungi Ukraina dan Rusia.

Tentu saja ada pesan perdamaian yang disampaikan Jokowi, mengingat salah satu tujuan berdirinya Negara Indonesia adalah ikut serta melaksankan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. 

Sebagai negara nonblok, posisi Indonesia tidak memihak salah satu negara, baik Rusia maupun Ukraina. Kedatangan Jokowi sebagai tuan rumah G20, dan sah-sah saja jika ada yang menganggap kedatangan Jokowi ke Ukraina dan Rusia membawa misi damai. 

Indonesia bukanlah Amerika atau Cina yang punya kekuatan untuk menekan Rusia atau Ukraina.  Indonesia adalah negara yang cinta damai, dan kehadiran Jokowi tentu saja tak ada salahnya jika tersirat untuk mendamaikan kedua negara yang bertikai tersebut.

Jokowi adalah satu-satunya pemimpin Asia yang mencoba "mendamaikan" Rusia dan Ukraina, itulah bagian dari upaya Indonesia  yang memanfaatkan peluang presidensi G20 dengan sebaik-baiknya  untuk mengubah dunia menjadi lebih baik lagi.

Pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Putin/Kemlu.go.id
Pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Putin/Kemlu.go.id

Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya, jika G20 ini juga perlu mendapat perhatian yang besar, khususnya bagi kita, bangsa dan rakyat Indonesia, yang saat ini dipercaya dunia sebagai pemegang presidensi G20. Inilah bukti pengakuan dunia pada bangsa Indonesia. Inilah waktunya Indonesia mengubah dunia menjadi lebih baik.

Untuk kita ketahui, momentum presidensi ini bisa dibilang hanya terjadi satu kali setiap generasi (20 tahun sekali), dan tentu saja harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.

Untuk urusan perekonomian dunia, Indonesia telah diprediksi akan menjadi kekuatan baru ekonomi dunia. Untuk saat ini saja, peringkat produk domestik bruto (PDB) Indonesia berada 16 besar di antara negara-negara G20, dengan PDB sebesar USD1,07 triliun.

Prediksi yang disampaikan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia, Indonesia akan masuk 10 besar ekonomi dunia. Bahkan, pada 2024, Indonesia katanya akan menempati peringkat kelima dengan PDB tertinggi di dunia setelah China, AS, India, dan Jepang. Wow, mantap!

Ibaratnya mesin motor yang sudah panas, tinggal gaspol! Jangan ditunda-tunda lagi, karena momen atau kesempatan yang indah dan baik, belum tentu kembali terulang. 

Merdeka!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun