Pujian ini, tentu punya arah dan tujuan. Selain untuk menghangatkan suasana, pujian Jokowi ini juga, bisa dibilang untuk menghilangkan kesan adanya "perpecahan" antara Presiden Jokowi dan Ketum Partai Terbesar di Indonesia tersebut.
Apa tujuan Pujian Jokowi?
Seperti sudah diketahui, berdasarkan amanat Kongres V PDI-P, sebagai Ketua Umum, Megawati mempunyai hak prerogatif untuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden.Â
Oleh karena itu, di dalam pidatonya di rakernas hari ini, Mega meminta kadernya untuk "Out" bila mengabaikan hasil kongres dan bermanuver jelang Pilpres 2024.
"Kalian siapa yang berbuat manuver-manuver, keluar! Karena apa, tidak ada di dalam PDI Perjuangan itu main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver!" kata Mega, seperti dikutip Kompas.com (21/6/2022).
Kata-kata Mega di atas tentu saja menyasar pada kader-kader PDI Perjuangan yang selama ini menghiasi perbincangan di seputar Pilpres 2024, bisa ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atau ke Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Mempersoalkan siapa bakal capres yang akan diusung PDI Perjuangan, tentu saja semuanya bergantung pada sosok Mbak Mega.Â
Di sinilah, sikap Megawati kemudian kembali diuji.Â
Apakah ingin mencalonkan darah dagingnya sendiri, Puan Maharani? Atau kadernya yang lain, yang di setiap survei selalu bertengger di urutan teratas, Ganjar Pranowo? Entahlah, tak seorang pun mengetahuinya.
Namun, jika harus ditelisik jauh ke belakang, tepatnya saat Pilpres 2014.Â
Tampaknya, saat itu, Megawati Soekarnoputri harus tunduk pada kehendak rakyat yang tergambarkan dalam beberapa survei (jajak pendapat), yakni mengusung Gubernur DKI Jakarta Jokowi sebagai capres di Pilpres 2014 bersama Muhammad Jusuf  Kalla (JK) sebagai cawapresnya.