Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jadi Petani Milenial, Tak Butuh Sawah yang Luas, Kontainer Bekas pun Jadi!

9 November 2021   02:03 Diperbarui: 9 November 2021   09:20 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Container farming/sumber: pln.co.id

Menjadi petani di zaman sekarang, tak bisa lagi dianggap sebagai pekerjaan rendahan.  Buktinya, tak sedikit orang yang berkarier sebagai petani ternyata mendulang kesuksesan yang hasilnya bisa dikatakan melebihi dari karier-karier yang dianggap mentereng.

Oleh karena itu, apabila ada ketertarikan para milenial untuk menjadi petani, maka hal ini merupakan bentuk kemajuan berpikir dari generasi muda Indonesia. 

Mereka harus membuka mata bahwa pekerjaan sebagai petani, apabila digeluti secara serius akan memberikan hasil yang cukup memuaskan. 

Pemerintah pun saat ini begitu giat-giatnya mengajak kaum milenial untuk terjun menjadi petani. Maksudnya, menjadi  wirausaha di sektor pertanian. 

Jadi, bukan sebagai buruh tani. Dalam hal ini, misalnya Kementerian Pertanian, memiliki program-program yang pertanian yang dikhususkan untuk kaum milenial. 

Menjadi petani di zaman sekarang, tak perlu lagi memikirkan harus memiliki tanah persawahan yang luas dengan berbagai fasilitas irigasinya. 

Dengan lahan yang tidak begitu luas, semua orang kini sudah bisa menjadi wirausaha yang sukses, istilahnya urban farming, seperti hidroponik.

Salah satu BUMN yang mendukung program pertanian ini adalah PT PLN (Persero). Bahkan, PLN melalui PLN Peduli juga ikut memberikan bantuan-bantuan untuk menunjang para petani yang menjadi binaannya.

Container farming/sumber: pln.co.id
Container farming/sumber: pln.co.id

Tahukah Anda, bertani kini bisa semakin mudah. Misalnya dengan memanfaatkan kontainer bekas. Istilahnya Container Farming, seperti yang diperkenalkan oleh PLN ini.

Ada banyak keuntungan bertani di dalam kontainer. Di antaranya sayuran lebih steril dan higienis. Karena tanaman tertutup rapat dan minim kontaminasi. 

Panennya pun lebih singkat jika dibandingkan area terbuka, dan sayur-sayuran yang dihasilkan pun lebih berat.

Namun, untuk menjalankan Container Farming, kita sangat bergantung pada listrik, yang bisa merekayasa enviroment, seperti cahaya, kelembapan suhu, serta pompa air untuk sirkulasi air hidroponik. 

Anda tertarik? Coba saja, dan serius!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun